Pelatihan Peningkatan Kapasitas Teknis Jaringan Internet di Sigi Libatkan Masyarakat Adat

-Sigi, Utama-
oleh

SIGI– Common Room bersama Roa Jaga Roa (RJR) dan Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah memberikan pelatihan peningkatan kapasitas teknis jaringan internet dan literasi digital dengan melibatkan masyarakat adat, pemerintah desa, dan kelompok lainnya, Senin (13/5/2024).

Pelatihan ini merupakan bagian dari program Sekolah Internet Komunitas (SIK) dan aktivitas dari Digital Access Programme (DAP) yang didukung oleh Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO).

Kegiatan ini juga bersinergi dengan program “Supporting Community-led Approaches to Addressing the Digital Divide Indonesia” (Pengentasan Kesenjangan Digital di Indonesia), yang dikembangkan bersama oleh Association for Progressive Communications (APC) dan Common Room, serta didukung oleh ISIF ASIA.

Dalam kegiatannya, SIK mendukung pembelajaran bagi pengembangan dan pemanfaatan infrastruktur internet berbasis komunitas di wilayah pedesaan dan tempat terpencil.

Pelatihan tersebut bertujuan memberikan peningkatan kapasitas teknisi jaringan internet dasar di pedesaan. Pengembangan internet berbasis komunitas dikembangkan untuk mengatasi kesenjangan digital yang terus melebar.

Kesa, Common Room mengatakan, SIK adalah program yang merupakan bagian dari DAP yang merupakan model pengembangan dan pemanfaatan infrastruktur internet berdasarkan inisiatif komunitas, serta dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan komunitas.

“Infrastruktur dan konektivitas internet yang berbasis komunitas dikembangkan untuk menyediakan layanan internet dan platfom digital legal, aman, dan terjangkau untuk mendukung praktik komunikasi serta sarana pemberdayaan bagi masyarakat di daerah pedesaan dan tempat terpencil,” jelas Kesa.

Sementara, Asisten II Pemkab Sigi, Sutopo memberikan apresiasi atas pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas teknis jaringan internet dan literasi digital dengam melibatkan masyarakat desa.

Pengembangan kapasitas ini merupakan langkah baik, sehingga kemampuan mengakses internet tidak hanya di lingkup pemerintahan semata, namun juga harus di masyarakat pada umumnya.

“Setelah program ini berhasil, baiknya program ini dikembangkan ke masyarakat sekitar, sehingga wilayah blank spot semakin berkurang,” ungkapnya.

Harapnnya kata dia, dengan berkembangnya jaringan internet di desa dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat, utamanya dalam mengembangkan kebutuhan di sektor lain seperti pertanian.

Dengan adanya jaringan internet, dapat memberikan dampak positif pada masyarakat desa. Walaupun hal tersebut akan disertai dengan dampak negatif, namun hal itu harus diminimalisir. CAL

Komentar