Waspada! Wabah Jembrana Ancam Ternak Sapi Bali di Sulteng

-Kota Palu, Utama-
oleh

PALU– Penyakit Jembrana yang bersumber dari sapi Bali membutuhkan kewaspadaan tinggi dari para peternak, tidak terkecuali di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Sulteng, Dandy Alfita mengatakan, virus ini menyebar dengan cepat di antara sapi Bali dan sapi lainnya.

Saat ini kata dia, belum ada vaksin untuk mencegah penyakit Jembrana. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sulteng memperketat pengawasan lalu lintas ternak di wilayahnya.

“Kami mengimbau kabupaten dan kota agar lebih selektif dalam melalulintaskan ternaknya. Dokumen vaksinasi dan surat keterangan kesehatan hewan yang menyatakan ternak bebas dari virus Jembrana harus dilengkapi,” ujar Dandy saat ditemui jurnalis media ini.

Dandy menyebut, laporan penyakit Jembrana sudah muncul di beberapa kabupaten seperti Morowali, Poso, dan Donggala, dengan beberapa kasus kematian mendadak pada sapi Bali.

Dia menjelaskan, langkah cepat yang dilakukan saat ini adalah pengobatan, pemisahan sapi sehat dari yang sakit, pemberian pakan berkualitas, serta pengawasan rutin. “Kebersihan kandang juga harus selalu dijaga untuk mencegah penyebaran virus,” katanya.

Menurutnya, penyakit ini menimbulkan kecemasan khususnya di Kabupaten Donggala, yang membutuhkan perhatian ekstra.

Ternak yang terinfeksi menunjukkan gejala berupa demam tinggi (39,5-42°C) yang kemudian menurun ke suhu normal dan menjadi di bawah normal menjelang kematian.

Demam muncul pada hari ke-3 hingga ke-7, disertai konstipasi yang kemudian berkembang menjadi diare encer berdarah. Selain itu, ternak juga tampak kurus dan bulunya kusam.

Setiap kali terjadi kasus penyakit Jembrana, hal tersebut harus segera dilaporkan kepada Dinas Peternakan setempat atau instansi berwenang, dengan tembusan laporan dikirimkan kepada Direktorat Kesehatan Hewan agar tindakan segera dapat diambil.

Selain Jembrana, Dandy juga menyoroti penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang dapat mempengaruhi tampilan dan harga ternak akibat gejala bentol-bentol atau bisul pada kulit ternak.

Meskipun belum ada laporan klinis LSD di Sulteng, kewaspadaan tetap diperlukan untuk mencegah penyebarannya. RIL

Komentar