Walikota Palu: Jangan Ada Lagi Siswa yang Bawa Kendaraan ke Sekolah!

-Utama-
oleh

PALU– Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid bersama pihak kepolisian dan pejabat lainnya melakukan kunjungan ke SMP Negeri 11, Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Senin (22/7/2024) pagi.

Dalam kesempatan itu, Walikota Hadianto memberikan arahan kepada para siswa yang ada di sekolah tersebut, menyusul salah seorang siswa SMP Negeri 11 Palu menjadi korban kecelakaan lalu lintas pada pekan lalu.

“Yang mengagetkan saya dan jajaran kepolisian, kecelakaannya itu dikarenakan membawa motor. Padahal aturan membawa motor nanti kalau sudah ada SIM-nya dan sudah berusia 17 tahun,” kata walikota.

Walikota mengatakan, kalau siswa hari ini kelas III SMP, berarti nanti sekira tiga tahun lagi baru bisa mengendarai motor atau mobil.

Di usia 17 tahun itulah pemerintah semakin memberikan keleluasaan bagi anak-anak, karena dianggap sudah dewasa.

Menurut walikota, anak yang sudah dewasa itu sudah mampu mengontrol dirinya dengan baik. Berbeda halnya anak-anak yang berumur di bawah 17 tahun.

“Kalau anak SMP bisa mengontrol, tapi masih naik turun. Masih bisa dipancing-pancing. Berarti anak SMP tidak boleh bawa motor,” ujar walikota.

Apalagi kata dia, anak SMP belum memenuhi syarat untuk memiliki SIM, sehingga tidak mendapatkan perlindungan atau asuransi dari negara dalam setiap penyembuhannya.

Olehnya itu, masa bagi anak SMP adalah waktunya belajar. Apalagi Pemerintah Kota (Pemkot) Palu saat ini sudah menyiapkan bus sekolah secara gratis.

Walikota menyatakan, Pemkot Palu sudah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh sekolah, baik TK, SD, maupun SMP agar melarang para siswanya membawa kendaraan sendiri.

“Jadi dilarang bukan berarti kami orang tua kalian tidak sayang dengan kalian. Tapi saking sayangnya kita, maka dilarang bawa motor. Jadi sekarang minta orang tua antar ke sekolah,” ungkap walikota.

“Yang dituntut adalah kesadaran. Jangan ada lagi yang bawa kendaraan ke sekolah!,” tegas walikota.

Selain itu, pesan walikota kepada para siswa, agar kalau pergi ke sekolah, maka berangkat ke sekolah yang benar. “Benar-benar ke sekolah,” katanya.

Kalau sudah selesai kata walikota, langsung pulang ke rumah. “Jangan lagi kemana-mana dengan berbagai macam alasan ke orang tua, baik alasan les ataupun kerja kelompok,” ujar walikota.

“Saya orang tua, kalau terjadi sesuatu ke anak saya, sakit saja, sedihnya orang tua itu luar biasa. Apalagi kalau orang tua itu kehilangan anaknya, jauh lebih sedih lagi,” ungkap walikota.

Olehnya walikota menekankan kepada para siswa, mulai detik ini jangan ada lagi yang membawa kendaraan. Para siswa diminta untuk saling mengingatkan.

Kalau ada yang kedapatan, maka walikota tidak segan-segan meminta kepada pihak kepolisian untuk menahan kendaraannya dan diproses secara baik di kepolisian. CAL

Komentar