PALU– Polemik Pembangunan Mall Tatura Palu yang tak kunjung selesai menjadi topik dalam debat pertama Calon Wali Kota Palu dan Wakil Walikota Palu tahun 2024 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat di sebuah hotel Jalan Basuki Rahmat pada Senin (21/10) malam.
Saat pertanyaan pasangan calon nomor tiga yakni J Wartabone untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor Mall Tatura dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kepada pasangan calon nomor urut dua Hadianto Rasyid selaku petahana.
Hadianto menjawab bahwa dia tidak melanjutkan pembangunan mall kebanggaan warga Kota Palu itu, dikarenakan saat mulai menjabat di 2021, pembangunan lanjutan Mall Tatura Palu (MTP) yang rusak akibat peristiwa gempa dengan menggunakan uang asuransi kerusakan sekitar Rp87 miliar telah habis sebelum dia dilantik menjadi Walikota Palu.
“Duit Rp87 miliar yang dimaksud itu telah habis sebelum saya dilantik, jadi tanyakan dengan yang sebelumnya,” katanya seperti seperti terlihat pada saluran live streaming platform facebook dan youtube yang disiarkan.
Dia menambahkan untuk membangun kembali mall tersebut membutuhkan dana sekitar Rp350 miliar yang kemudian disebut Rp500 miliar.
Sedangkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kota Palu sendiri hanya sekitar Rp1,2 triliun per tahunnya.
“Kita pernah mengajukan pinjaman ke bank untuk pembangunan mall itu, tapi masyarakat harus tahu, bahwa tidak boleh meninggalkan utang kepada pemimpin berikutnya,” katanya, karena jika melakukan pinjaman itu, maka nanti tahun 2024 ini baru bisa lunas, Hadianto melanjutkan, sehingga dia menyebut bahwa pembangunan lanjutan itu bukanlah prioritas programnya.
“Uang darimana Rp500 miliar buat bangun kembali itu mall?,” katanya.
Mendengar jawaban itu, paslon J Wartabone mengatakan, jika telah menjadi pemimpin maka harus berani mencari solusi untuk menyejahterakan masyarakat.
“Kalau sudah jadi pemimpin, maka harus berani mencari solusi,” kata Wartabone.
Sementara itu, Hidayat yang berpasangan dengan Andi Nur B Lamakarate dengan nomor urut satu memberi jawaban usai debat tersebut.
Karena keterbatasan waktu menjelaskan saat sesi debat KPU. Dia dengan tegas mengatakan jika Hadianto selaku petahana menanyakan soal dana asuransi sebesar Rp87 miliar kepada dirinya yang sebelumnya menjabat Walikota Palu, adalah salah alamat. Kenapa?
Hidayat membeberkan, persoalan pembangunan dan pengelolaan mall itu dilakukan oleh PT Citra Nuansa Elok (CNE) sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Pemerintah Kota Palu sebagai pemilik saham, demikian katanya pada Selasa 22 Okotober 2024.
Seharusnya kata Hidayat, selaku pemerintah setelah dia, Hadianto mestinya melakukan evaluasi terhadap PT CNE mengenai anggaran tersebut.
Apakah masih ada atau tidak, dan anggaran telah dibelanjakan saat melanjutkan pembangunan itu.
Karena, soal bisa dilanjutkan atau tidak pembangunan mall diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bukan Pemerintah Kota Palu.
Sepengetahuannya, rencananya mall itu akan dibangan tujuh lantai. Dua lantai ke bawah sebagai basement dan lima lantai ke atas.
Dia berani meletakkan batu pertama pembangunan mall saat itu, karena ada dana pembangunannya dan rencana investasi pihak swasta.
Saat dirinya tidak lagi menjabat, Direktur Utama PT CNE pernah menginformasikan bahwa perwakilan yang akan menginvestasikan dananya untuk pembangunan mall tiba di Kota Palu dan mau bertemu Pemkot Palu selaku pemegang saham terbesar.
Namun kata Muhamad Sandiri atau Memet, seperti ditirukan Hidayat saat wawancara di kediamannya, bahwa pihak Pemkot Palu tidak mau bertemu investor itu sehingga mereka kembali ke Jakarta.
“Memet sampaikan ke saya, bahwa katanya pihak investor yang kita cari dahulu, sudah sepakat berinvestasi ke mall, datang dan mau menemui pihak Pemkot Palu, tapi katanya pemkot tidak mau, eh akhirnya mereka balik ke Jakarta,” kata Hidayat.
“Padahal, kalau tidak salah, investasi itu sekitar Rp280 miliar,” kata Hidayat.
Dia juga mengatakan, dirinya mendengar informasi bahwa pihak pemerintah tengah mencari investor lain untuk melanjutkan pembangunan mall itu, apakah itu benar atau tidak, dia mempersilahkan mencari informasi pastinya.
“Saya dengar katanya pemkot mencari investor lain, mungkin mereka tidak mau dengan investor yang saya cari itu,” ujar mantan Walikota Palu periode 2016-2021 itu. LAH
Komentar