PALU– Operasi Zebra Tinombala 2024 di wilayah Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) selama 14 hari berakhir pada Ahad (27/10). Operasi Zebra tahun 2024 itu berhasil menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas di wilayah Polda Sulteng.
Demikian diungkapkan Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sulteng, Kombes Polisi Atot Irawan saat konferensi pers di aula kantornya, Jalan Soekarno Hatta, Kota Palu pada Senin (28/10/2024).
Dalam konferensi pers itu, Dirlantas Atot didampingi Kasubbid Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Sulteng, AKBP Sugeng Lestari dan Kasubdit Kamseltibcarlantas, Kompol Abu Bakar Djafar.
Dirlantas mengungkapkan, Operasi Zebra Tinombala 2024 yang dimulai pada 14 Oktober itu berlangsung dengan aman, tertib dan lancar.
Untuk diketahui kata Dirlantas, Operasi Zebra Tinombala 2024 mengangkat tema “mendukung suksesnya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih demi Kamseltibcarlantas yang aman dan nyaman.
“Selama 14 hari operasi, kepolisian berhasil menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas di Provinsi Sulawesi Tengah,” ungkap orang pertama di Direktorat Lalu Lintas Polda Sulteng itu.
Dia menyebutkan, kepolisian mencatatkan sebanyak 21.163 pelanggaran atau turun 30 persen dari tahun sebelumnya, 1.633 pelanggar dilakukan tilang manual dan 19.530 dilakukan teguran.
Jenis kendaraan yang terlibat pelanggaran juga mengalami penurunan kata Atot. Dimana sepeda motor tercatat 1.415 atau turun 70 persen, mobil penumpang tercatat 88 unit atau turun 99 persen, bus satu unit atau turun 80 persen, mobil barang 129 unit atau turun 95 persen.
Menurutnya, penyebab penurunan pelanggaran lalu lintas ini, salah satunya dikarenakan kamera perekam pelanggaran atau ETLE tidak berfungsi, disebabkan masih dalam kondisi perbaikan maintenance secara terpusat.
Atot juga menambahkan, pelaku pelanggaran lalu lintas sebagian besar didominasi kelompok usia produktif, mulai umur 16 hingga 45 tahun.
Sementara itu, angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas) juga mengalami penurunan enam persen.
Pada Operasi Zebra Tinombala 2023 terjadi 35 kasus lakalantas, sedangkan 2024 33 kasus. Korban meninggal dunia dalam lakalantas di 2024 15 jiwa, luka berat 20, luka ringan 27 dan kerugian materi Rp139.100.000.
Sementara korban tewas lakalantas selama Operasi Zebra Tinombala 2023 lalu sebanyak 12 orang, luka berat 15 dan 33 luka ringan, dengan kerugian materi sebesar Rp90.500.000.
“Jenis kendaraan yang terlibat lakalantas didominasi sepeda motor sebanyak 47 unit disusul mobil penumpang 11 unit dan mobil barang lima unit serta jenis kendaraan lain,” tutur mantan Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Banten itu.
Sedangkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan, lebih dikarenakan melanggar batas kecepatan, tidak menjaga jarak dan mendahului atau berbelok atau berpindah jalur.
Sebagaimana komitmen awal, operasi ini lebih mengedepankan tindakan preventif, preemtif dan tindakan teguran secara humanis yaitu dengan melakukan kegiatan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli sejumlah 23.099 atau naik 20 persen dari tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk kegiatan dikmas lantas juga mengalami peningkatan sebanyak 26 persen atau sebanyak 51.760 kegiatan. CAL
Komentar