PALU– Anggota DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng), Elissa Bunga Allo mewakili Ketua DPRD menghadiri acara Diseminasi Ujian Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka bagi Kalangan Profesional.
Kegiatan yang digelar oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah itu dilaksanakan di Hotel Santika Kota Palu, Senin (11/11/2024).
Pada kesempatan itu Kepala Balai Bahasa Sulteng, Asrif dalam sambutannya memaparkan, beberapa bahasa daerah yang ada di Sulteng menuju sakratul maut.
“Beberapa bahasa daerah kita menuju sakratul maut misalnya bahasa Tolitoli akan hilang dan akan disusul oleh bahasa Kaili, bahasa andio,” katanya.
Dia memperkirakan tinggal kurang 10 orang yang menguasainya, bahasa Tolitoli hari ini berganti bahasa daerah lain.
Hal ini menurutnya, sangat disayangkan dan perlu ada perhatian dari pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya.
Dia juga memberikan pesan kepada DPRD Sulteng untuk memperhatikan masalah yang ada.
Selain persoalan bahasa daerah, dia juga menyoroti adanya tenaga kerja asing atau TKA yang bekerja di Morowali dan Morowali Utara, tidak mengikuti UKBI padahal aturan undang-undang sudah ada, Permenakernya juga sudah, tapi sayang ini diabaikan.
Menangapi masalah itu, Elisa Bunga Allo menyampaikan data yang disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa sangatlah penting.
“Kami berharap agar Kepala Balai Bahasa menyurat ke DPRD terkait temuannya di lapangan agar kami DPRD bisa melakukan RDP (rapat dengar pendapat) bersama pihak terkait untuk segera menyelesaikan masalah yang ada, tentu kami akan mendukung dan mencari solusi,” katanya.
Bahasa ini kata dia, sangat penting. Apalagi bahasa daerah yang merupakan ciri khas dari suatu wilayah.
Olehnya perlu adanya pelestarian. Dia mencontohkan bahwa Sulawesi Selatan sangat menjaga pelestarian bahasa daerahnya.
“Bahasa daerah itu merupakan identitas suatu daerah. Sulawesi Tengah mempunyai bahasa daerah terbanyak, perlu adanya dorongan dari pemerintah daerah untuk menjaga bahasa yang ada agar tidak hilang begitu saja,” ungkapnya.
Pihaknya siap dan akan mendorong penyelesaian ini dengan kewenangan yang ada. “Entah ini bisa dibuatkan suatu perda yang bisa melindungi dan melestarikan bahasa daerah di Sulteng atau dengan cara lain, perlu kita pikirkan sama-sama,” katanya. LAH
Komentar