PALU- Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah (BI Sulteng) optimis bahwa industri pengolahan nikel di Kabupaten Morowali, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) akan tetap menopang pertumbuhan ekonomi Sulteng tahun 2025.
Pada Triwulan III tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Negeri Seribu Megalith berada di kisaran 9,08 persen dengan tingkat inflasi 2,6 persen.
Sebagai informasi, Kepala BPS Sulteng Simon Sapary menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Sulteng didorong oleh aktivitas ekspor luar negeri.
Pertumbuhan ekonomi Sulteng sebesar 9,08 persen tersebut menjadikan provinsi ini menduduki urutan kedua pada kawasan Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Kasulampua), dibawah Provinsi Papua Barat yang tumbuh sebesar 19,56 persen.
“Dibandingkan triwulan II 2024, ekonomi Sulawesi Tengah pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 5,73 persen (q-to-q), polanya memiliki kemiripan dengan tahun sebelumnya, atau pola musiman. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi secara years-on-years, ekonomi Sulawesi Tengah tumbuh positif sebesar 9,08 persen pada triwulan III 2024, melambat dibanding periode sebelumnya”, ucap Ketua BPS Sulteng Simon Sapary di website resmi BPS Sulteng.
Adapun lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah industri pengolahan yang disorong oleh volume ekspor industri nikel, administrasi pemerintahan yang didorong oleh pertumbuhan realisasi belanja pegawai dan pengadaan listrik dan gas yang didorong oleh peningkatan listrik yang dibangkitkan PLN.
“Pada triwulan III 2024 (y-on-y), industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 5,82 persen,” tutupnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Rony Hartawan dalam slide yang ditayangkan pada Rapat Tahunan Bank Indonesia, Jum’at (29/11/2024) mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun depan diproyeksi akan tetap berada di kisaran 9-11 persen year on year (YoY) dengan tingkat inflasi berada di 2,5 +1 persen.
Menurut Rony Hartawan, tekanan inflasi di Negeri Seribu Megalith tahun 2024 ini juga tetap terjaga di range yang ideal.
Pertumbuhan ekonomi Sulteng tahun depan masih akan ditopang oleh industri pengolahan yang makin massif di Kabupaten Morowali, Morowali Utara, Kabupaten Banggai dan Kota Palu.
Sementara itu, Deputy Kepala Bank Indonesia Sulteng, Angsoka Y Praundalingga mengatakan, masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah meski bersyukur karena industri pengolahan di Morowali masih beroperasi.
Keberadaan industri pengolahan tersebut mesti dimanfaatkan dengan memproduksi apa yang dibutuhkan perusahaan.
“Jangan sampai yang nikmati hanya provinsi tetangga,” ujar Angsoka.
Dia juga meminta pemerintah daerah untuk mengoptimalkan belanja daerah di Kabupaten Morowali.
“Jalan di Bahodopi itu mesti dilipatduakan sehingga arus lalu lintas logistik bisa lebih mudah,” singkat Angsoka.
Dengan begitu, masyarakat dan pelaku usaha akan dengan mudah bertransaksi dan menyuplai logistik. GUS
Komentar