JAKARTA– Makanan sangat penting bagi kehidupan, tetapi terkadang apa yang kita konsumsi bisa mematikan. Kita biasanya mencoba menghindari apa yang kita ketahui sebagai racun atau menghindari alergen umum, seperti kacang, jika kita alergi terhadapnya.
Tetapi, apa makanan paling mematikan yang rutin dikonsumsi orang? Jawabannya tergantung pada bagaimana kita mendefinisikannya. Makanan paling mematikan mungkin adalah makanan yang membunuh paling banyak orang, dalam hal ini makanan yang memicu alergi atau kondisi kronis bisa menjadi yang teratas dalam daftar.
Atau, makanan paling mematikan mungkin adalah makanan yang beracun dan membunuh paling banyak orang, atau makanan yang mematikan bahkan dalam dosis kecil.
“Sehubungan dengan makanan beracun, biasanya terbagi menjadi dua kategori: makanan yang tidak aman tetapi dapat dibuat aman dengan persiapan yang tepat, dan makanan berbahaya yang dikira sebagai makanan yang aman,” kata Justin Brower, seorang ahli toksikologi forensik kepada Live Science.
Berikut ini adalah daftar makanan yang paling mematikan:
1. Singkong
Salah satu makanan utama yang berbahaya untuk dikonsumsi dalam bentuk alami adalah singkong pahit (Manihot esculenta). Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) singkong merupakan sumber karbohidrat utama dalam makanan orang-orang yang tinggal di daerah tropis.
Masalah potensial dengan singkong adalah akar dan daunnya mengandung racun yang disebut glikosida sianogenik, yang terurai menjadi sianida dan dapat menyebabkan gondok, kelumpuhan, dan bahkan kematian.
“Banyak orang di seluruh dunia tetap bisa menikmati umbinya karena glikosida sianogenik dapat dihilangkan dengan merendam singkong yang sudah dikupas dalam air atau dengan merebus dan menjemurnya,” kata Brower.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, keracunan singkong membunuh lebih dari 200 orang per tahun, ribuan lainnya cacat permanen akibat keracunan sianida tingkat rendah, yang dapat menyebabkan gangguan kognitif.
2. Ikan buntal
Di dunia hewan, makanan yang paling mematikan mungkin adalah fugu, sushi berbahan dasar ikan buntal yang dikonsumsi terutama di Jepang.
Menurut sumber medis StatPearls, beberapa spesies ikan buntal mengandung racun yang berpotensi fatal yang disebut tetrodotoxin. Tetrodotoxin dapat menyebabkan mati rasa atau kelumpuhan hampir seketika dan dapat mengakibatkan kegagalan pernapasan hanya dalam waktu 20 menit.
Tetrodotoxin diperkirakan 1.200 kali lebih beracun daripada sianida, dan dosis mematikan minimum diperkirakan 2 hingga 3 miligram. Akibatnya, makanan ini dilarang di sebagian besar dunia.
Di Jepang, koki harus memiliki lisensi untuk menyiapkan dan menyajikan fugu dalam proses yang dapat memakan waktu beberapa tahun.
Koki harus dapat membersihkan ikan dan memisahkan organ-organnya, hati, usus, dan ovarium adalah elemen yang paling beracun dengan tes akhir mereka termasuk mencicipi apa yang telah mereka siapkan.
3. Jamur death cap
Daftar makanan paling mematikan di dunia tidak akan lengkap tanpa menyebutkan jamur.
“Yang utama [paling mematikan] adalah jamur death cap (Amanita phalloides) yang bertanggung jawab atas sekitar 90% kematian akibat jamur,” sebut Brower.
Jamur death cap berasal dari Eropa dan telah menyebar ke seluruh dunia sebagai spesies invasif. Karena bentuknya sangat mirip dengan jamur ladang biasa (Agaricus campestris), jamur death cap bertanggung jawab atas banyak keracunan yang tidak disengaja.
Gejala keracunan jamur death cap muncul dalam waktu enam hingga 12 jam dan dapat meliputi mual, muntah, dan diare. Dalam beberapa hari, seseorang yang telah memakan setengah jamur death cap atau lebih dapat mengalami gagal hati atau ginjal, yang mengakibatkan kematian.
“Bagian terburuknya adalah jamur death cap tahan panas. Jadi memasak tidak menghancurkan semua racunnya,” tuturnya lagi.
Sulit untuk mengetahui jumlah kematian akibat jamur death cap di seluruh dunia, kata para ahli, karena kurangnya pelaporan kasus di ruang gawat darurat. Namun, jumlahnya bisa mencapai 100 per tahun. Ribuan lainnya jatuh sakit tetapi sembuh, seperti yang terjadi di California pada tahun 2016.
(sumber: detik.com)
Komentar