PALU– Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura yang memiliki perhatian besar terhadap perkembangan olahraga, khususnya sepakbola diundang sebagai narasumber program Fokus Kita yang disiarkan RRI Palu pada Jumat (31/1/2025) pagi.
Program Fokus Kita mengangkat topik ‘Sepakbola Sulteng, Dulu dan Sekarang’ untuk menggali kembali sejarah sepakbola di Sulteng serta dinamikanya dari masa ke masa.
Di kesempatan ini, Gubernur Rusdy Mastura selaku mantan pesepakbola era 70-an yang pernah memperkuat klub Buana Putra Jakarta dan paham literasi sepakbola Sulteng berbicara panjang lebar tentang pasang surut kejayaan sepakbola Sulteng.
Sepakbola Sulteng diakuinya pernah menapaki masa keemasan di medio tahun 1975 lewat klub Persipal. Kejayaan Persipal ujarnya, tak lepas dari peran Bupati Donggala Azis Lamadjido sebagai pencetus lahirnya Persipal dan ikut serta membesarkan Persipal.
Sejumlah pesepakbola Sulteng yang sedang naik daun di klub-klub luar sukses dia pulangkan untuk bermain di Persipal yang waktu itu bermaterikan gabungan pemain Donggala dan Palu.
“Beliau bupati yang mau dan rela membangun Persipal,” kenangnya tentang aktor di balik kejayaan Persipal.
Namun seiring berjalannya waktu prestasi Persipal menurun dan kini masih berjuang di kompetisi Liga 2 agar bisa tetap eksis dalam peta sepakbola nasional. Kondisi finansial klub yang berbeda-beda lanjutnya merupakan tantangan terbesar dalam mengelola klub sepakbola di era industri sepakbola profesional.
Apalagi dengan larangan penggunaan APBD untuk mendanai klub sepakbola mengharuskan manajemen kreatif memutar otak, mencari dana segar dari sumber-sumber yang legal.
“Sekarang betul-betul profesional, (klub) harus cari sponsor tidak bisa lagi (dari dana) pemerintah daerah,” ulasnya membandingkan kondisi sekarang dan masa lalu sewaktu klub sepakbola masih dapat dihidupi dari dana pemda.
Meski begitu, Gubernur Rusdy Mastura merasa yakin dan optimis bahwa dunia sepakbola Sulteng akan berjaya lagi.
Syaratnya antara lain dengan meningkatkan infrastruktur, mencari sponsor, memperbanyak kompetisi, mengembangkan potensi pemain dan memperkuat kapasitas organisasi sebagai inti dalam memajukan sepakbola.
Dia percaya program-program berkualitas hanya akan terlahir jika organisasi memiliki pengurus-pengurus yang visioner.
“Gairah bola kaki di kampung-kampung saya lihat bagus cuma sekarang organisasinya itu yang harus kita bangun,” pungkasnya yang dijuluki bapak olahraga Sulteng. CAL
Komentar