GAZA– Sebanyak 23 negara merespons marah atas langkah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang membatasi arus masuk bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina.
Dari 23 negara itu, tiga di antaranya juga mengancam akan mengambil berbagai tindakan jika Israel tidak menghentikan serangan barunya di Gaza.
Netanyahu sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya hanya akan mengizinkan bantuan ke Gaza mengalir melalui pos pemeriksaan yang dikontrol Pasukan Pertahanan Israel (IDF) setelah memblokir bantuan kemanusiaan ke zona perang tersebut selama berbulan-bulan.
Netanyahu juga mengatakan pasukannya “membuat kemajuan” dalam mengambil alih kendali Gaza setelah militer Israel menyatakan pusat kota Gaza sebagai zona pertempuran dan menewaskan lebih dari 60 orang dalam serangan udara.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/5/2025) pagi WIB, 23 negara, termasuk Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Australia, mendesak Israel untuk tidak mempolitisasi bantuan kemanusiaan bagi penduduk Palestina yang kelaparan.
Sekitar sembilan truk bantuan dilaporkan diizinkan masuk ke Gaza setelah pengepungan selama hampir tiga bulan, tetapi kepala kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, memperingatkan bahwa itu hanyalah “setetes air di lautan dari apa yang sangat dibutuhkan”.
Pernyataan bersama tersebut mengakui “indikasi dimulainya kembali bantuan secara terbatas” tetapi menekan Israel untuk menegakkan prinsip-prinsip kemanusiaan dengan mengizinkan dimulainya kembali bantuan secara penuh dan agar kelompok-kelompok bantuan dapat bekerja secara mandiri dan tidak memihak.
“Makanan, obat-obatan, dan persediaan penting telah habis. Penduduk menghadapi kelaparan. Warga Gaza harus menerima bantuan yang sangat mereka butuhkan,” bunyi pernyataan 23 negara tersebut, yang diterbitkan di situs resmi Pemerintah Inggris.
Rencana Netanyahu untuk mendistribusikan bantuan di Gaza belum diumumkan, tetapi Gaza Humanitarian Foundation(GHF) yang didukung Israel dan dipimpin Amerika Serikat diharapkan akan mendistribusikan makanan melalui kompleks militer.
Pembahasan lanjutan menunjukkan bahwa kepala keluarga diharapkan untuk mengumpulkan kotak-kotak seberat hingga 20 kg dengan persediaan makanan untuk beberapa hari dan perlengkapan kebersihan dasar seperti sabun untuk keluarga mereka.
Tidak akan ada ketentuan bagi mereka yang terlalu sakit atau lemah karena kelaparan untuk berjalan jauh melintasi lanskap Gaza yang hancur dengan beban berat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyuarakan kekhawatiran tentang kapasitas GHF untuk memberikan bantuan yang cukup bagi penduduk wilayah tersebut. Ke-23 negara menyuarakan kekhawatiran tentang usulan GHF, dengan menyatakan bahwa kelompok bantuan yang ada telah memiliki “kapasitas logistik, keahlian, dan jangkauan operasional untuk memberikan bantuan di seluruh Gaza kepada mereka yang sangat membutuhkannya”.
“PBB telah menyuarakan kekhawatiran bahwa model yang diusulkan tidak dapat memberikan bantuan secara efektif, dengan kecepatan dan skala yang dibutuhkan. Model ini membahayakan penerima manfaat dan pekerja bantuan, melemahkan peran dan independensi PBB dan mitra tepercaya kami, serta menghubungkan bantuan kemanusiaan dengan tujuan politik dan militer,” bunyi pernyataan bersama 23 negara.
“Bantuan kemanusiaan tidak boleh dipolitisasi dan wilayah Palestina tidak boleh dikurangi atau mengalami perubahan demografi apa pun.”
23 Negara yang Marah atas Langkah Netanyahu
1. Australia, 2. Belgia, 3. Kanada, 4. Denmark, 5. Estonia, 6. Finlandia, 7. Prancis, 8. Jerman, 9. Islandia, 10. Irlandia, 11. Italia, 12. Jepang, 13. Latvia, 14. Lithuania, 15. Luksemburg, 16. Belanda, 17. Selandia Baru, 18. Norwegia, 19. Portugal, 20. Slovenia, 21. Spanyol, 22. Swedia, 23. Inggris.
Australia bergabung dengan pernyataan bersama tersebut, tetapi tidak dengan pernyataan terpisah yang ditandatangani oleh Kanada, Inggris, dan Prancis yang memperingatkan Israel agar tidak memperluas kampanye militernya di Gaza, mengancam “tindakan lebih lanjut”, termasuk sanksi yang ditargetkan.
“Tingkat penderitaan manusia di Gaza tidak dapat ditoleransi. Pengumuman kemarin bahwa Israel akan mengizinkan sejumlah makanan pokok masuk ke Gaza sama sekali tidak memadai,” kata ketiga negara tersebut.
“Israel mengalami serangan keji pada 7 Oktober. Kami selalu mendukung hak Israel untuk membela warga Israel dari terorisme. Namun, eskalasi ini sama sekali tidak proporsional.”
“Kami tidak akan tinggal diam sementara pemerintah Netanyahu melakukan tindakan mengerikan ini. Jika Israel tidak menghentikan serangan militer baru dan mencabut pembatasannya terhadap bantuan kemanusiaan, kami akan mengambil tindakan konkret lebih lanjut sebagai tanggapan,” imbuh pernyataan Kanada, Inggris, dan Prancis.
(sumber: sindonews.com)
Komentar