Jurnalis Sulteng Didorong Buat Kesepakatan Bersama Terkait Penggunaan AI

-Utama-
oleh

PALU- Jurnalis Sulawesi Tengah (Sulteng) didorong untuk membuat kesepakatan bersama terkait penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam menghasilkan sebuah produk jurnalistiknya. Jangan sampai, kehadiran AI malah melanggar kode etik serta menurunkan kualitas menulis wartawan.

Demikian penegasan Fira Abdurachman, Sekretaris Jenderal Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia saat pelatihan jurnalistik ekonomi dan industri yang diselenggarakan PT IMIP, Kamis (22/5/2025).

Menurut Fira, wartawan saat ini dituntut untuk sigap beradaptasi dengan lajunya perkembangan teknologi. Kehadiran AI hendaknya menjadi tools atau alat untuk mempermudah kerja-kerja jurnalistik.

“Mau tidak mau kita harus cepat beradaptasi. Jangan sampai kita ketinggalan dengan media sosial,” terangnya.

Meski demikian, lanjut Fira, kehadiran AI tidak boleh menghilangkan daya kritis dan kejujuran seorang jurnalis.

“Kalau di medsos, terkadang kita tidak jujur. Hal-hal yang diposting selalu yang enak-enak, yang nyaman. Padahal kita susah,” tuturnya.

Makanya, penggunaan AI dalam sebuah produk jurnalistik harus memiliki batasan-batasan, sehingga seluruh wartawan di Sulawesi Tengah seragam dalam penggunaan AI.

“Misalnya, bolehkah foto orang diam dibuat bergerak lalu ditayangkan. Kalau boleh, harus kita sepakati sehingga kalau ada wartawan TV yang tayangkan seperti itu tidak kita persoalkan. Kalau tidak boleh, ya harus kita sepakati juga,” jelas Fira panjang lebar.

Belasan jurnalis yang mengikuti pelatihan itu setuju dengan adanya kesepakatan ini. 

Sekretaris Asosiasi Media Siber Indonesia Sulteng, Abdullah K Mari menargetkan adanya kesepakatan bersama para jurnalis tersebut rampung bulan agustus mendatang.

“Kami akan membahas persoalan ini kepada asosiasi jurnalis dan media di Palu agar pembuat kesepakatannya lebih banyak,” terang Abdullah. GUS

Komentar