WASHINGTON– Robin Westman (23) menggunakan tiga senjata saat melakukan penembakan massal di Gereja Katolik Annunciation di Minneapolis, Amerika Serikat (AS), pada Rabu. Dua anak tewas di bangku gereja dan 17 lainnya terluka saat menghadiri Misa Katolik.
Westman mengumbar puluhan tembakan dengan senapan laras panjang, senapan laras pendek, dan pistol.
Dia kemudian ditemukan tewas di tempat parkir akibat apa yang diyakini para pejabat setempat sebagai tembakan yang dilakukan sendiri. Catatan pengadilan menunjukkan nama Westman diubah dari Robert pada tahun 2020 karena Westman diidentifikasi sebagai perempuan.
Di kanal YouTube berjudul “Robin W”, setidaknya ada dua video yang diunggah sebelum administrator situs menghapus kanal tersebut.
Salah satu video, yang berdurasi sekitar 10 menit dan direkam dengan ponsel, menunjukkan tumpukan senjata, amunisi, dan magazine berisi peluru. “Bunuh Donald Trump”, “Bunuh Trump sekarang”, “Israel harus jatuh”, dan “Bakar Israel” tertulis di magazine-magazine tersebut.
Ada juga tulisan “Nuklir India”, “Di mana Tuhanmu?” dan “Untuk anak-anak” di beberapa magazine.
Menteri Dalam Negeri AS Kristi Noem mengonfirmasi keaslian video tersebut, dengan mengatakan bahwa “pembunuh yang sangat sakit hati” menuliskan kata-kata “Untuk Anak-Anak” dan “Di Mana Tuhanmu?” serta “Bunuh Donald Trump” pada magazine senapan. “Tingkat kekerasan ini tidak terpikirkan,” tulis Noem di X, Kamis (28/8/2025).
Para pejabat mengatakan Westman membeli senjata-senjata tersebut secara legal, tidak memiliki catatan kriminal yang diketahui, dan bertindak sendiri.
Presiden Donald Trump memerintahkan pengibaran bendera AS setengah tiang di seluruh negeri sebagai tanda berkabung. Penembakan di Gereja Katolik Annunciation, yang merupakan bagian dari sekolah Katolik, dilaporkan merupakan insiden penembakan ke-146 di AS sejak Januari.
Sementara itu, surat terakhir Westman telah ditemukan, di mana dia menulis permintaan maaf kepada keluarganya.
“Saya tidak mengharapkan pengampunan, dan saya tidak mengharapkan permintaan maaf apa pun. Saya harus memikul beban yang berat. Tetapi kepada keluarga saya dan orang-orang terdekat saya, saya sungguh meminta maaf atas dampak tindakan saya terhadap kehidupan Anda. Ketahuilah bahwa saya sangat peduli kepada Anda semua, dan sungguh menyakitkan bagi saya untuk membawa badai kekacauan ini ke dalam hidup Anda. Ini akan memengaruhi lebih banyak orang daripada mereka yang terlibat langsung,” bunyi surat tulisan tangan Westman.
Surat itu kemudian berlanjut dengan ucapan terima kasih kepada orang tua karena telah membesarkan Westman menjadi “orang baik” dan mengajari mereka empati, pengorbanan diri, dan karakter yang baik, tetapi juga menyalahkan dunia karena membuatnya “membenci hidup”.
“Tolong jangan berpikir kalian telah gagal sebagai orang tua. Saya telah dirusak oleh dunia ini dan telah belajar membenci hidup ini. Hidup adalah cinta, hidup adalah penderitaan,” lanjut surat itu.
“Saya lelah dengan penderitaan yang diberikan dunia ini. Tolong lanjutkan hidupmu dan teruslah berikan kasih sayangmu kepada saudara-saudari, dan seluruh dunia. Mereka mungkin tidak memaafkanmu, tetapi kamu harus melupakanku. Lupakan hidupku dan penderitaan yang telah kubawa,” imbuh surat Westman.
Penembak itu kemudian meminta maaf kepada saudara-saudarinya, “karena selamanya telah menodai sisa hidup kalian.” “Karier, kehidupan, hubungan kalian, semuanya akan jungkir balik. Tolong pertahankan dirimu, bukan diriku. Ganti nama kalian jika perlu,” paparnya.
“Dan, untuk teman-teman, Westman percaya untuk memberikan kenangan kalian tentang saya sesuka kalian… Sayangnya, dunia ini terlalu banyak penderitaan yang harus saya hadapi sehingga saya tidak bisa menutupinya dengan sisi-sisi baik kehidupan”.
(sumber: sindonews.com)











Komentar