PALU– Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tengah (Sulteng), Reny A Lamadjido memimpin rapat evaluasi percepatan penurunan stunting tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting dari ruang kerjanya, Senin (3/11/2025).
Rapat diikuti oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota se Sulteng beserta pengelola program gizi daerah.
Dalam arahannya, wagub menegaskan, upaya penurunan angka stunting merupakan prioritas strategis pemerintah daerah, dan membutuhkan langkah bersama lintas sektor.
Komitmen ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat melalui kesehatan dan gizi masyarakat.
“Stunting bukan sekadar isu kesehatan. Ini menyangkut masa depan generasi Sulawesi Tengah. Kita harus memastikan anak-anak kita tumbuh sehat, cerdas, dan produktif. Komitmen ini perlu langkah nyata dan kerja bersama,” tegasnya.
Reny menjelaskan, percepatan penanggulangan stunting di Sulawesi Tengah akan dilaksanakan melalui enam pilar strategi penurunan stunting 2025-2029, yaitu pertama, komitmen politik dan kepemimpinan di tingkat pusat dan daerah.
Dua, komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Tiga, konvergensi program dan kemitraan lintas sektor. Empat, ketahanan pangan dan gizi. Lima, peningkatan kapasitas pengelolaan program, serta pemantauan dan evaluasi.
“Enam pilar ini adalah komitmen nyata pemerintah dalam menurunkan angka stunting,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Wagub Reny juga menyoroti dua kabupaten yang masih memiliki prevalensi stunting tertinggi per Oktober 2025 yakni Kabupaten Donggala 15,9 Persen dan Banggai Laut sebesar 14,1 persen.
“Kabupaten yang prevalensinya masih tinggi harus segera melakukan intervensi. Tidak cukup hanya memantau angka, tetapi harus ada tindakan cepat dan terukur,” tegasnya.
Dia turut mengingatkan, pemerintah daerah akan menghadapi efisiensi anggaran dari pusat pada tahun mendatang.
Oleh karena itu, setiap program penanganan stunting harus tepat sasaran dan memberikan dampak langsung kepada masyarakat.
Ia meminta Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk menyiapkan strategi realistis serta memperbanyak koordinasi dengan kepala puskesmas sebagai pelaksana intervensi di lapangan.
“Jangan hanya fokus menurunkan angka statistik. Yang ingin kita lihat adalah perubahan nyata di masyarakat,” tuturnya.
Hal senada dengan wagub, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, Wayan Apriani menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting membutuhkan kolaborasi erat antara Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas.
Menutup rapat, wagub menginstruksikan seluruh dinas terkait untuk mempertahankan capaian yang sudah diraih serta mempercepat intervensi di daerah yang prevalensinya masih tinggi.
Ia memastikan kembali melakukan evaluasi pada bulan Desember untuk melihat progres penanganan di masing-masing daerah. LAH


																						











Komentar