BERLIN– Angka kematian saat ini di Jalur Gaza kemungkinan melebihi 100.000 jiwa, dengan harapan hidup pada tahun 2024 telah turun “menjadi hampir setengah” dari tingkat yang diperkirakan di luar serangan militer Israel. Data itu berdasarkan hasil studi terbaru.
Studi ini dilakukan tim peneliti dari Institut Max Planck untuk Penelitian Demografi (MPIDR) yang bergengsi di Jerman dan Pusat Studi Demografi (CED) yang berbasis di Barcelona.
“Dengan menggunakan pendekatan pemodelan pseudo-Bayesian, studi ini memperkirakan 78.318 (70.614-87.504) orang tewas di Gaza antara 7 Oktober 2023 dan akhir tahun 2024 sebagai akibat langsung dari konflik tersebut,” ungkap pernyataan siaran pers dari MPIDR.
Lembaga itu menambahkan, “Dalam analisis lanjutan yang dilakukan setelah publikasi, para penulis menemukan bahwa pada 6 Oktober 2025, jumlah kematian akibat konflik di Gaza kemungkinan telah melampaui 100.000.”
Disebutkan, para peneliti mengembangkan pendekatan “untuk menganalisis dampak perang” terhadap mortalitas, dengan menggabungkan dan menyebarkan ketidakpastian yang besar seputar data yang tersedia mengenai konflik yang sedang berlangsung di Gaza.
Beberapa Sumber
Pernyataan tersebut mencatat Ana C. Gómez-Ugarte, Irena Chen, bersama rekan-rekan mereka mendasarkan estimasi mereka pada data dari beberapa sumber publik, termasuk Kementerian Kesehatan Gaza (GMoH), Pusat Informasi Israel untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan (B’Tselem), Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Kelompok Antar-Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Estimasi Mortalitas Anak (UN-IGME), dan Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS).
“Ketegangan antara keterbatasan data dan tuntutan akan metrik yang bermakna menjadi pendorong studi ini. Kami menunjukkan tantangan-tantangan ini tidak harus saling eksklusif,” ujar Gómez-Ugarte.
“Tujuan kami adalah memperkirakan angka harapan hidup dan hilangnya angka harapan hidup akibat konflik Gaza di Palestina dengan cara yang memperhitungkan data yang tidak lengkap atau terbatas,” tambahnya.
Peneliti juga mencatat sebagai akibat dari “angka kematian yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, angka harapan hidup di Gaza turun sebesar 44% pada tahun 2023 dan sebesar 47% pada tahun 2024 dibandingkan dengan kondisi tanpa perang—setara dengan hilangnya masing-masing 34,4 dan 36,4 tahun.”
Pola Demografi
Studi ini juga menemukan distribusi usia dan gender kematian akibat kekerasan di Gaza antara 7 Oktober 2023 dan 31 Desember 2024 sangat mirip dengan pola demografi yang diamati dalam beberapa genosida yang didokumentasikan Kelompok Antar-Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Estimasi Kematian Anak (UN IGME).
“Karena genosida merupakan istilah hukum yang sangat spesifik, kriteria tambahan tertentu harus dipenuhi agar dapat diterapkan. Hal ini bukan fokus studi ini,” ungkap pernyataan dalam siaran pers tersebut.
Gómez-Ugarte menjelaskan, “Perkiraan kami tentang dampak perang terhadap harapan hidup di Gaza dan Palestina memang signifikan, tetapi mungkin hanya mewakili batas bawah dari beban mortalitas yang sebenarnya.”
Ia menambahkan, “Analisis kami berfokus secara eksklusif pada kematian langsung yang terkait dengan konflik. Dampak tidak langsung perang, yang seringkali lebih besar dan lebih lama, tidak dikuantifikasi dalam pertimbangan kami.”
Temuan Sebelumnya, Estimasi Mortalitas
Tim mendasarkan penelitian mereka pada temuan sebelumnya dan menghitung estimasi mortalitas yang terperinci, lapor kantor berita Anadolu, menambahkan tim menganalisis pria dan wanita, serta berbagai kelompok usia, secara terpisah.
Pendekatan ini tidak hanya menghasilkan angka keseluruhan yang lebih akurat, tetapi juga memungkinkan diferensiasi yang terperinci tentang siapa yang meninggal, demikian dinyatakan dalam laporan tersebut.
Akurasi catatan kematian bervariasi berdasarkan jenis kelamin dan usia; perempuan lebih jarang dihitung dibandingkan laki-laki. Statistik resmi seringkali gagal memasukkan kematian di antara orang-orang berusia di atas 60 tahun.
Menurut perhitungan para peneliti, sekitar 27% korban tewas kemungkinan adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun, dengan sekitar 24% adalah perempuan. Para peneliti juga telah menghitung dampak perang terhadap harapan hidup di Jalur Gaza.
Sebelum perang genosida, harapan hidup perempuan adalah 77 tahun dan laki-laki 74 tahun. Untuk tahun 2024, para ahli demografi memproyeksikan angka 46 tahun untuk perempuan dan 36 tahun untuk laki-laki, catat laporan Anadolu.
Ini awalnya hanya nilai statistik. “Angka-angka tersebut menunjukkan jika operasi militer Israel berlanjut tanpa batas waktu, seperti yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, warga Palestina hanya akan mencapai usia rata-rata ini,” tambah laporan tersebut.
(sumber: sindonews.com)










Komentar