SultengTerkini.Com, JAKARTA– Perilaku tidak higienis masih menjadi masalah masyarakat. Tidak hanya di daerah perdesaan, di daerah perkotaan pun sering dijumpai warga yang masih buang air besar (BAB) sembarangan dan tidak menerapkan perilaku hidup bersih.
“Indonesia menempati urutan kedua penyumbang BAB sembarang terbanyak di dunia, satu peringkat diatas India,” kata dr. Imran Agus Nurali Sp.KO, Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI.
Data UNICEF tahun 2012 menyebut 1,1 miliar orang di dunia masih BAB sembarangan. Berikut ini 5 negara dengan populasi BAB sembarangan paling besar menurut data tersebut:
- India (626 juta)
- Indonesia (63 juta)
- Pakistan (40 juta)
- Etiopia (38 juta)
- Nigeria (34 juta)
Kajian Unicef di Indonesia menyebutkan sekitar 88 persen kematian anak akibat diare disebabkan oleh sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk. Negara mengalami kerugian sebesar 56,7 triliun per tahun akibat kondisi sanitasi yang buruk.
“Masyarakat perlu sadar akan perilaku hidup sehat. Saya sedih, sudah 73 tahun kita merdeka masih ada yang BAB sembarangan,” ujar Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, saat dijumpai di Gedung Kementerian Kesehatan, Kamis (18/10/2018).
Kementerian Kesehatan melakukan kerjasama dengan kementerian lainnya untuk melakukan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk mengubah perilaku higienis yang buruk di masyarakat. Terdapat lima pilar STBM yaitu stop buang air sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah cair.
“Harus diingat bahwa masyarakat yang sehat merupakan masyarakat berkualitas. Di dunia kita menyepakati bahwa sanitasi merupakan program pembangunan berkelanjutan,” tambahnya.
Untuk daerah pedalaman, Menkes mengungkap akan mengupayakan pembangunan sanitasi yang diambil dari dana desa.
“Kita melakukan kerjasama dengan kepala daerah khususnya di pedalaman untuk mengalokasikan dana desa sebagai sumber pembuatan sanitasi,” tutupnya.
(sumber: detik.com)
Komentar