BPS Rilis Perkembangan Ekspor dan Impor Sulteng Selama September 2018

WhatsApp Image 2018-11-01 at 18.05.10
KABID Statistik Produksi BPS Sulawesi Tengah, Irwanto didampingi Kabid Statistik Distribusi GA Nasser saat jumpa pers di kantornya Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Kamis (1/11/2018). FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Pihak Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah (Sulteng) merilis perkembangan ekspor dan impor di wilayahnya selama September 2018.

Selama September 2018, total ekspor di wilayahnya senilai US$ 511,02 juta, naik US$ 43,01 juta atau 9,19 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Statistik Produksi BPS Sulteng, Irwanto saat jumpa pers di kantornya Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Kamis (1/11/2018).

Irwanto mengatakan, Tiongkok merupakan negara tujuan utama ekspor senilai 182,10 juta atau 35,63 persen dari total nilai ekspor.

“Pelabuhan Kolonodale berperan senilai US$ 320,71 juta atau 62,76 persen dari total nilai ekspor,” katanya yang didampingi Kabid Statistik Distribusi BPS Sulteng, GA Nasser.

Menurutnya, selama Januari-September 2018, total nilai ekspor tercatat US$ 3.646,82 juta, melalui Sulteng sebesar US$ 3.612,18 juta dan provinsi lain sebesar US$ 34,64 juta.

“Total nilai impor tercatat US$ 72,28 juta selama September 2018 dan US$ 1.525,59 juta selama Januari-September 2018,” sebutnya.

Ia menambahkan, perdagangan luar negeri Provinsi Sulteng dilakukan melalui transaksi ekspor dan impor. Kompilasi data statistik diperoleh dari data sekunder berupa dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang berasal dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC).

Komoditas andalan ekspor yang diperdagangkan terutama berasal dari sebagian besar potensi sumber daya alam dan hasil industri domestik yang dimiliki wilayah Sulteng.

Adapun negara tujuan ekspor meliputi benua Asia, Amerika, Eropa, dan Afrika.

Transaksi ekspor dan impor dilakukan melalui beberapa pelabuhan utama yakni Pantoloan, Kolonodale, Luwuk, dan Banggai.

Selama September 2018, ekspor Sulteng didominasi oleh dua kelompok komoditas utama, yaitu kelompok komoditas besi dan baja senilai US$ 322,87 juta atau 63,18 persen dari total ekspor dan bahan bakar mineral senilai US$ 159,23 juta (31,16 persen).

Kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya relatif kecil masing-masing di bawah 4,00 persen.

Ia menyebutkan, selama Januari-September 2018, kelompok besi dan baja mendominasi pangsa ekspor senilai US$ 2.441,49 juta atau 66,95 persen dari total ekspor dan bahan bakar mineral senilai US$ 1.093,80 juta (29,99 persen).

Kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya terhadap total ekspor masing-masing di bawah 2,00 persen.

Sementara itu, total impor Sulteng selama September 2018 senilai US$ 72,28 juta, turun sebesar US$ 29,14 juta atau 28,73 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Selama Januari-September 2018, terjadi kenaikan US$ 715,89 juta atau sebesar 88,41 persen menjadi US$ 1.525,59 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dilihat dari neraca perdagangan dengan seluruh negara mitra dagang, Sulteng mengalami surplus senilai US$ 438,74 juta selama September 2018 dan surplus senilai US$ 2.121,23 juta selama Januari-September 2018. CAL

Komentar