SultengTerkini.Com, PARIMO– Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, Kamis (1/11/2018).
Selain berdialog dengan petani, menteri kelahiran Bone Sulawesi Selatan itu juga menyaksikan panen raya padi di areal sawah seluas 420 hektar di Desa Kasimbar Palapi, Kecamatan Kasimbar.
Melihat besarnya potensi pertanian di Parimo, Mentan menjanjikan membantu cetak 100 hektar sawah baru.
Ia juga berjanji memberikan bantuan satu unit ekskavator berukuran besar, traktor roda empat sebanyak empat unit yang akan dikelola melalui sistem brigade.
Selanjutnya bantuan untuk 100 hektar budidaya bawang putih lokal varietas Tinombo yang merupakan tanaman unggulan Kementan saat ini serta Dryer (pengering gabah) bagi RMU (gilingan).
Pada kesempatan itu, secara simbolis Mentan juga memberikan sejumlah bantuan kepada petani berupa satu ton benih padi varietas Mekongga dan benih jagung varietas bima uri sebanyak 300 kilogram.
Kemudian bantuan benih gratis tanaman perkebunan kepada Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 1.738.750 batang seluas 6.630 hektar dengan total lebih dari Rp15,8 miliar.
Mentan juga memberikan bantuan bibit kelapa 48 ribu batang, kakao 420 ribu batang dan cengkih 39 ribu batang.
Bupati Parimo Samsurizal Tombolotutu pada kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada Mentan yang telah memberikan perhatian kepada warga wilayahnya.
Menurutnya, meskipun daerah ini baru saja dilanda musibah gempa, namun masih bisa memberikan nilai tambah bagi produksi pertanian di Sulteng.
“Terima kasih Pak Menteri sudah bersedia berkunjung ke daerah kami. Meskipun Sulawesi Tengah, Palu, Sigi, Donggala baru saja dilanda gempa serta Kabupaten Parigi Moutong ikut mengalami dampaknya, tetapi daerah ini bisa bangkit. Kita buktikan kesulitan pertanian di Sulawesi Tengah bisa diatasi Parigi Moutong,” kata Samsurizal.
Mentan memuji potensi pertanian yang dimiliki Parigi Moutong yang menurutnya terbilang unik di dunia. “Ini potensi luar biasa, ada sesuatu yang unik dimiliki Parigi Moutong, lahan di daerah tidak pernah kering dan ini harus dimanfaatkan,” ujarnya kepada sejumlah jurnalis di sela sela kunjungannya itu.
Menurut Mentan, kalau lahan di daerah ini tidak pernah kering, harusnya petaninya kaya. “Ada air ada kehidupan, ada benih ada kehidupan. Harusnya itu dimanfaatkan. Oleh karena itu kalau mau kaya jadilah petani,” kata Mentan.
Menurutnya, dulu mindset masyarakat menjadi petani itu miskin. “Paradigmanya sekarang kita balik. Negara lain kami sudah keliling, kami ke Jerman kami ke Eropa, kemarin kami baru pulang dari Taiwan dan Hanoi. Disana yang kaya adalah petani, karena satu biji jagung ditanam menjadi dua tongkol. Mana ada bisnis 400 persen. Tapi berhasilnya jagung ada di ujung kaki. Kalau malas tidak akan berhasil,” pungkasnya. CAL
Komentar