SultengTerkini.Com, PALU– Semen sebagai salah satu kebutuhan utama bahan bangunan, sejak tiga hari terakhir kosong alias menghilang dari pasaran di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Dari hasil penelusuran SultengTerkini.Com, sejumlah toko bahan bangunan di Palu yang dicek seperti sepanjang Jalan Wolter Monginsidi, Emi Saelan, Suprapto, Tombolotutu hingga ke Jalan RE Martadinata Kelurahan Tondo tak ditemukan semen dijual di tempat tersebut.
“Lagi kosong semen,” kata pemilik sebuah toko bahan bangunan di Jalan RE Martadinata Kelurahan Tondo yang ditemui media ini, Senin (12/11/2018).
Beberapa pemilik toko bangunan lainnya yang ditanya tentang kosongnya semen juga mengaku tidak mengetahui apa penyebabnya. Padahal, permintaan saat ini cukup tinggi.
Sebab kebutuhan utama material bangunan ini tidak hanya dimanfaatkan untuk masyarakat biasa saja, namun juga proyek pemerintah daerah pascagempa, likuefaksi, dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Sigi serta Kabupaten Donggala pada 28 September 2018.
Mereka juga mengaku tidak mengetahui sampai kapan kondisi seperti ini akan berlangsung. Namun sejumlah pemilik usaha bahan bangunan itu mengaku semen kosong karena faktor gudang tempat penyimpanan semen di Palu hancur disapu tsunami.
Sejumlah warga yang ditemui pun mulai mengeluhkan dan bahkan resah dengan kondisi menghilangnya semen dari pasaran.
Sebab menurut warga, akibat kosongnya semen membuat pekerja terganggu, karena tidak bisa menyelesaikan bangunannya.
Ia berharap pemerintah dan aparat berwajib turun tangan, tidak tinggal diam dalam mengatasi persoalan tersebut.
“Ini pasti ada apa-apanya sampai semen menghilang dari pasaran. Tolong ini segera ditindaklanjuti, jangan ada pihak yang mengeruk keuntungan pascabencana,” kata Rusdi, seorang warga saat ditemui di sebuah toko bahan bangunan Jalan RE Martadinata Kelurahan Tondo.
Kondisi kelangkaan semen tersebut terjadi untuk semua merek yang selama ini dijual di Kota Palu mulai dari Tiga Roda, Conch, Bosowa hingga Semen Tonasa. Kalaupun ada yang dijual di pasaran hanya satu hingga dua zak saja.
Harganya pun melambung hingga mencapai Rp 75.000 per zak untuk ukuran 50 kilogram. Padahal harga semen sebelumnya untuk semua merek dijual berkisar Rp65 ribu per zak ukuran 50 gram. CAL
Komentar