Gubernur Sulteng: Huntara Gawalise Paling Lambat Ditempati 14 Januari

photo6154301137596033104
GUBERNUR Sulawesi Tengah Longki Djanggola meninjau pembangunan hunian sementara di wilayah Gawalise Kelurahan Duyu, Kota Palu, Rabu (2/1/2019). FOTO: HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU– Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola meninjau pembangunan hunian sementara (huntara) di wilayah Gawalise Kelurahan Duyu, Kota Palu, Rabu (2/1/2019).

Pembangunan huntara Gawalise Kelurahan Duyu yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) sebanyak 23 unit atau 276 bilik yang akan ditempati warga terdampak bencana likuefaksi Balaroa.

Pada kesempatan itu, Gubernur Longki didampingi Arie Sutiadi selaku Satgas PUPR, Asisten II Pemprov Sulteng, Kadis Bina Marga dan Tata Ruang, Kadis Sosial, Kepala BPBD, Kepala Biro Humas dan Protokol. Sementara dari Pemerintah Kota Palu hadir Kadis PU, Camat dan Lurah Duyu.

Gubernur Longki mengapresiasi pembangunan huntara Gawalise dan meminta kepada Lurah Duyu agar segera menetapkan masyarakat yang akan menempati huntara tersebut.

Penetapan itu berdasarkan Surat Keputusan Walikota sebagai bahan distribusi perlengkapan huntara dari Dinas Sosial.

Saat itu gubernur langsung menelepon Kepala PLN agar segera menyelesaikan pemasangan meteran dan instalasi PLN.

“Saya berharap selambat-lambatnya 14 Januari 2019 huntara Gawalise sudah harus ditempati. Untuk pelaksanaan penempatannya nanti saya akan hadiri langsung,” tutur Gubernur Longki Djanggola.

Sementara itu, Kadis Sosial Sulteng Ridwan Mumu menyampaikan, saat ini pihaknya sudah siap untuk mengisi kelengkapan huntara sebanyak 1.200 bilik dan distribusinya sesuai SK Bupati dan Walikota.

“Kalau distribusi 1.200 paket tersebut sudah habis akan diusulkan kembali penanganannya sesuai kebutuhan. Adapun kelengkapan yang disiapkan kompor gas, peralatan masak dan kasur,” tuturnya.

Arie Sutiadi menambahkan soal harapannya agar huntara yang telah selesai dibangun dapat segera dihuni untuk mengetahui sisa kebutuhan yang akan dibangun.

Ia menyampaikan keterlambatan penyelesaian pembangunan huntara disebabkan adanya kelangkaan material karena bahan yang dipakai banyak pabrikan.

Demikian juga kekurangan tukang, tetapi PUPR siap memenuhi seluruh kebutuhan huntara. CAL

Komentar