SultengTerkini.Com, MOROWALI– Proyek pembangunan pabrik yang memproduksi material energi baru dari nikel laterit, Jumat (11/1/2019) hari ini diresmikan pembangunannya dibangun di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Pembangunan pabrik yang berlokasi di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi ini ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Maritim, Luhut B Panjaitan.
Pembangunan pabrik yang memproduksi material energi baru dari nikel laterit ini merupakan kerjasama antara Tsingshan Industri, PT GEM, Brunp Recycling, PT IMIP dan Hanwa Co. Ltd.
Total investasi yang ditanamkan di areal seluas 120 hektar untuk pembangunan pabrik tersebut kurang lebih USD 700 juta dan diperkirakan pembangunan pabriknya selesai awal tahun depan.
Pabrik ini akan berada di bawah pengelolaan PT QMB New Energy Materials.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PT QMB New Energy Materials, Prof Xu Kaihua mengatakan, didasari perjanjian untuk membangun pabrik olahan kimia dari nikel literit Indonesia (Kristal Nikel Sulfat) dengan jumlah produksi 50.000 ton per tahun) yang ditandatangani pada 29 September 2018 oleh kelima investor, pihaknya akan membangun pabrik hydrometallurgy dengan kapasitas konstruksi nikel tidak kurang dari 50.000 ton dan kobalt 4000 ton, yang memproduksi 50.000 ton produk intermedit nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan.
“Proyek ini melebur nikel laterit menjadi elemen yang merupakan elemen penting untuk daya baterai. Adanya bahan baku nikel kobalt, penggunaan teknologi canggih dan ramah lingkungan serta proses produksi yang pintar ini mencpitkan suatu proses produksi yang sempurna. Juga turut memberikan contoh bagi dunia sebuah industri yang mengubah nikel laterit menjadi suatu energi yang baru. Selain itu, juga turut membawa industri sumber daya nikel Indonesia menuju ke tahap yang baru,” katanya.
Menurut Prof Xu Kaihua, munculnya tuntutan pengurangan polusi dari kendaraan berbahan bakar fosil yang disusul dengan temuan mobil listrik, mendorong adanya penelitian untuk menciptakan sumber energi baru yang ramah lingkungan.
Dalam 20 tahun ke depan, baterai lithium akan menjadi sumber energi utama bagi para produsen kendaraan bermotor.
NCM811, NCA, dan bahan baru ternary yang mengandung nikel lebih dari 80 persen, adalah bahan inti baterai lithium.
Industri mobil dengan energi baru sedang menikmati masa emasnya, telah berkembang menjadi salah satu industri yang mendukung perkembangan ramah lingkungan di dunia.
20 tahun kemudian, baterai dengan elemen khusus akan menjadi daya utama untuk menggerakan mobil dengan energi baru. NCM811, NCA adalah 80 % kandungan nikel di dalam tiga elemen utama untuk material baru yang merupakan material utama untuk daya baterai.
Penggunaan nikel ini mengurangi harga produksi dari mobil dengan energi baru, disamping itu juga meningkatkan kualitas dari daya baterai.
Pembangunan proyek ini, dari hulu menggunakan nikel sebagai bahan dasar, kemudian diolah menggunakan material-material lain sampai bisa menghasilkan pasar untuk daya baterai sebagai hilir industri, menciptakan suatu rantai industri dari bahan dasar elemen sampai daya baterai elemen baru. Memenuhi permintaan pasar dunia yaitu energi dengan harga produksi murah tetapi berkualitas tinggi.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, keberadaan kawasan industri IMIP ini sangat membantu nilai ekspor Indonesia. Tak hanya itu, bagi Airlangga Hartarto, keberadaan kawasan industri IMIP telah banyak menyerap tenaga kerja baik nasional khususnya yang ada di daerah.
“Presiden Jokowi juga mendorong, bahwa untuk meningkatkan ekspor itu harus dengan investasi, contohnya hari ini. Dengan investasi USD 700 juta, akan ada tambahan ekspor sebesar USD 800 juta. Kontribusi dari kawasan industri IMIP ini, dengan investasi USD 5 miliar, itu menghasilkan ekspor pada tahun 2018 kemarin sebesar USD 4 miliar,” jelasnya.
Investasi ini, kata Airlangga Hartarto, adalah kunci dari lapangan pekerjaan, dan ekspor. Pemerintah harus mengawal hal itu.
Apalagi, program selanjutnya dari pemerintah Indonesia adalah peningkatan SDM. Pabrik baru yang dibangun di kawasan PT IMIP ini nantinya diperkirakan akan menyerap kurang lebih 2.000 tenaga kerja.
“Dan karena sudah ada captive market, maka Politeknik Industri Logam Morowali telah disepakati kapasitasnya akan dinaikkan sebesar tiga kali. Karena Politeknik Industri Logam Morowali dibangun dari dana pemerintah (Kementerian Perindustrian). Hal itu akan dilakukan dalam waktu 16 bulan ke depan. Pemerintah hadir, untuk juga melatih masyarakat yang ada di Morowali ini supaya mampu bekerja di industri yang levelnya telah disediakan,” kata Airlangga.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B Panjaitan menuturkan, untuk pertama kalinya pabrik nikel laterit ada di Indonesia.
Perlu diketahui pula, kata dia, pabrik nikel laterit yang akan dibangun ini, merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
“Ini pertama di Indonesia. Dan ini nantinya menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Nantinya, di kawasan ini juga akan dipraktekkan penggunaan teknologi 5G (jaringan 5G). Saya sebagai ketua TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri), kita tak mau lagi ekspor low material. Kita mau supaya semua mempunyai nilai tambah. Ini suatu kemajuan yang sangat luar biasa,” jelas Luhut.
Menko Luhut mengatakan, ke depannya kawasan ini akan menjadi satu dari lima kawasan industri terbesar di dunia. Dalam lima tahun ke depan, investasi yang ada di kawasan industri IMIP ini, akan menjadi USD 16 miliar.
Meski masih terdapat kekurangan, namun dia mengatakan hal itu tidak seperti pertama kali kawasan IMIP ini ada di Morowali.
“Di Cina, industrinya masih generasi 3.0. Nantinya di sini (kawasan industri IMIP) akan menjadi generasi 4.0. Makanya, mereka mau transfer ke kita. Dan ini lebih canggih dari yang ada di Cina. Makanya beberapa ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) kami bawa biar mereka yang akan kerja. Kan tidak ada yang pikir ini selama bertahun-tahun. Komitmen pemerintah Indonesia sangat jelas. Jadi generasi kita nantinya yang akan menikmatinya,” kata Luhut.
Menteri Luhut menambahkan, untuk peningkatan Sumber Daya Manusia yang ada di kawasan industri IMIP ini, salah satu profesor dari Tiongkok dalam bidang bidang metalurgi, yakni Profesor Xu Kaihua yang juga Direktur Utama PT QMB New Energy Materials, telah berkomitmen akan mendidik tenaga kerja dari Morowali supaya pengetahuan dan wawasan mereka tentang metalurgi ini menjadi lebih baik lagi.
“Tenaga kerja Indonesia yang ada di kawasan ini sudah mencapai lebih dari 30.000 orang, sementara tenaga kerja Tiongkok tak sampai 3 ribu orang. Itu juga akan bertahap kita kurangi secara bertahap. Nantinya, berdasarkan rencana pengembangan kawasan, diproyeksi jumlah tenaga kerja Indonesia di kawasan PT IMIP akan mencapai 100 ribu orang. Apalagi, tadi Menteri Perindustrian, Pak Airlangga Hartarto sudah berkomitmen akan lebih meningkatkan status Politeknik Industri Logam Morowali yang sebelumnya jumlah lulusan mereka hanya 100 orang, akan ditingkatkan menjadi 600 orang bahkan lebih,” katanya.
Sementara, di waktu terpisah, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto mengatakan, sesuai bidang kerja Komisi VI DPR RI, yakni industri, investasi, dan persaingan usaha, sepenuhnya akan memberikan dukungan kepada kawasan industri IMIP ini.
Baginya, keberadaan kawasan industri IMIP akan lebih meningkatkan nilai ekspor Indonesia.
“Sepenuhnya kami mendukung. Perluasan kawasan industri ini tentunya akan meningkatkan ekspor, dan juga bisa menurunkan devisit kita. Selain itu, menambah serapan tenaga kerja,” kata Dito Ganinduto.
Dirinya juga menilai, isu tentang serbuan tenaga kerja asing (Tiongkok) khususnya di Morowali, tidak sesuai dengan kenyataan yang ia jumpai. Baginya, semua hal positif yang ada, harus dirangkul.
Apalagi, kata dia, akan ada sinergi atau kerja sama, antara pemerintah daerah Morowali (Perusda) dengan kawasan industri IMIP, untuk memberikan suplai bahan makanan bagi tenaga kerja di kawasan industri IMIP nantinya. CAL
Komentar