SultengTerkini.Com, JAKARTA– WhatsApp melaporkan, setiap bulan mereka menghapus 2 juta akun untuk mencegah penyalahgunaan WhatsApp untuk menyebar hoax.
Data ini, seperti dikutip detikINET dari The Guardian, Kamis (7/2/2019), diungkap saat merilis white paper kampanye ‘stopping abuse’ yang diluncurkan di India.
Seperti diketahui, India sendiri adalah pasar terbesar WhatsApp dengan jumlah penggunanya mencapai lebih dari 200 juta orang.
Di sisi lain, India juga menjadi pasar paling menantang bagi WhatsApp. Pemerintah India telah melontarkan kritik keras karena dianggap bertanggung jawab ikut menyebarkan hoax yang memakan korban jiwa.
Sebagai respons atas kritikan tersebut, WhatsApp membatasi jumlah pesan terusan (forward message) hingga hanya bisa dilakukan ke lima orang.
Kemudian, langkah terusan dari respons tersebut mendorong pengguna untuk ikut melaporkan dan menerapkan machine learning untuk ‘menyapu bersih’ akun yang mengirim pesan dalam jumlah besar.
“Kami hadir bukan untuk menjadi corong. Kami di sini untuk sistem perpesanan privat,” kata Matt Jones, yang memimpin tim anti-spam engineering di WhatsApp.
Dia menyebutkan, timnya telah menemukan contoh kejahatan WhatsApp yang bisa mengontrol sejumlah akun secara bersamaan. Beberapa bahkan ditemukan menggunakan semacam emulator untuk menjalankan beberapa akun di satu komputer.
“Sekitar 95% dari 2 juta akun yang dihapus merupakan hasil pendeteksian perilaku menggunakan WhatsApp yang tidak normal,” kata Jones.
Salah satu indikatornya, akun-akun ini tidak pernah menampilkan tulisan status ‘typing’ atau sedang mengetik, karena pesan yang dikirimkan berasal dari akun bot otomatis.
Akun WhatsApp mencurigakan juga cenderung mengirim pesan dalam volume besar, tak lama setelah mendaftar.
(sumber: detik.com)
Komentar