SultengTerkini.Com, PALU– Ribuan warga menghadiri lokasi peringatan Haul ke 51 pendiri Alkhairaat Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri atau sering dikenal Guru Tua di kawasan wisata religi, Jalan SIS Aljufri Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (15/6/2019).
Gubernur Sulteng Longki Djanggola dalam sambutannya mengatakan, Haul ke 51 agak berbeda dibanding sebelumnya, dimana baru saja menggelar perhelatan akbar demokrasi pada 17 April 2019 yang amat penting dan menentukan bagi perjalanan bangsa untuk masa lima tahun mendatang yaitu pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019.
Disamping itu lanjut Gubernur Longki, khususnya di Kota Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong delapan bulan lalu tepatnya pada 28 September 2018 tertimpa bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang membuat banyak korban jiwa, sehingga saat ini tidak lagi bertemu dalam rangka memperingati Haul Habib Guru Tua ke 51.
Usai memimpin pembacaan Surah Al Fatihah untuk korban gempa, tsunami dan likuifaksi Padagimo, gubernur meyakini dan percaya para jemaah yang hadir sudah menunaikan dengan baik hak politik dalam menentukan figur ideal yang diyakini amanah, integritas dan punya kapasitas melebihi dalam memikul tugas politik bangsa dan negara.
“Sekarang bagaimana kita saling menghormati, tetap akur, bisa duduk bersama lagi membangun dialog komunikasi dan bekerjasama secara Intens guna menyelesaikan berbagai pekerjaan bangsa yang tidak bisa ditunda terlalu lama dan merupakan tugas pokok kita sesuai profesi masing-masing,” sebut Gubernur Longki.
Menurutnya, Haul kali ini adalah suatu simpul kebangsaan yang berperan merajut persatuan dan menghubungkan kembali para elemen bangsa, kaum muslimin dan muslimat dari seluruh daerah di Indonesia.
Bukan hanya berbicara lokal di Sulawesi Tengah atau regional Pulau Sulawesi saja, tapi sekali lagi secara nasional seluruh daerah dan pulau di nusantara, yang saat ini dihadiri para perwakilannya dan saling terhubung, terikat dalam ikatan emosional spiritual lahir dan batin di Palu, Sulawesi Tengah.
Dalam memperingati Haul, Gubernur Longki turut menyatakan dukungan terhadap peningkatan status Guru Tua untuk memperoleh gelar pahlawan nasional.
“Saya harap semua kelengkapan data, dokumentasi, rekam jejak dan memorabilia perjuangan peninggalan Guru Tua yang autentik dipersiapkan dengan baik dan lengkap. Untuk itu saya juga mohon dukungan dari para tokoh nasional yang hadir saat ini kiranya ikut mengawal dan membantu perjuangan tersebut termasuk pengurus Alkhairaat,” katanya.
Ia juga berpesan kiranya Alkhairaat dilibatkan dan diikutsertakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena percaya Alkhairaat bukanlah orang sembarangan, akan tetapi adalah pemikir Islam moderat, inovatif yang sinergi dan mampu menerjemahkan ajaran Islam secara utuh, baik kontekstual maupun komprehensif.
Sehingga katanya dengan narasi persuasif yang dibangun bisa meresap masuk ke semua lini dan ikut diterima dengan baik oleh semua lapisan seperti sosok Guru Tua yang sangat nasionalis, hakikat ajarannya sarat dengan nilai kepahlawanan sejati baik pikiran, sikap dan perilaku perjuangan mengandung mutu dan jasa pengabdian tulus ikhlas serta pengorbanan tanpa pamrih demi memajukan bangsa dan negara Indonesia khususnya melalui dunia adalah pendidikan sosial, budaya dan kemasyarakatan melalui pendirian perguruan Islam Alkhairaat yang sampai sekarang masih eksis.
“Insya Allah hadir memberi sumbangan terbaik sepanjang hayat sampai hari kiamat,” tutur Gubernur Longki.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sambutannya menyatakan, Alkhairaat menjadi sumber kecermelangan masa depan bangsa, atas eksistensi, dan peran lembaga pendidikan yang dibawa oleh Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri.
Alkhairaat lanjut Anis Baswedan adalah titipan Guru Tua untuk masa depan.
Karena menurutnya, Alkhairaat merupakan suatu lembaga pendidikan Islam dan ilmu umum. Bahkan hingga saat ini, Alkhairaat memiliki 600 madrasah mulai dari tingkatan anak usia dini hingga SLTA.
Alkhairaat lanjut Anis Baswedan jangan dipandang sebagai warisan masa lalu oleh Guru Tua, melainkan sebagai warisan masa depan.
“Karena dalam biografi perjalanan Guru Tua, adalah seorang ulama besar yang luar biasa,” katanya.
Lembaga Pendidikan Alkhairaat, lanjut Gubernur Anies, adalah bukti bahwa Guru Tua memikirkan tentang masa depan.
Alkhairaat memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis. Karena itu, generasi Alkhairaat harus dapat memainkan peran dalam menghadapi tantangan dan kondisi perkembangan zaman.
Sementara itu, Calon Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin yang juga Ketua Umum MUI Pusat juga berkesempatan menghadiri Haul Guru Tua.
Dirinya juga menyatakan dukungan agar Guru Tua dapat ditetapkan sebagai pahlawan nasional. CAL
Komentar