Asisten Mulyono: Pernikahan Dini Merusak Generasi Bangsa!

WhatsApp Image 2019-09-07 at 09.30.27
FOCUS Group Discussion Pencegahan Pernikahan Dini Pascabencana Pasigala, Jumat (6/9/2019) di ruang pola BKKBN Sulteng. FOTO: HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU– Sulawesi Tengah (Sulteng) masih jadi salah satu daerah penyumbang pernikahan anak tertinggi di Indonesia meski Usia Kawin Pertama (UKP) rata-rata Sulteng per SDKI 2017 sudah bergerak naik jadi 20,1 tahun daripada SDKI 2012 yaitu 19,78 tahun.

“Ini merupakan pertanda remaja (Sulteng) sudah bergerak maju ke arah positif dan mungkin suatu saat remaja akan mengucapkan selamat tinggal nikah anak dan selamat datang cita-cita,” tutur Asisten Administrasi Umum, Hukum dan Organisasi Pemerintah Provinsi Sulteng, Mulyono mengapresiasi kesadaran remaja menunda pernikahan, saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Pencegahan Pernikahan Dini Pascabencana Pasigala (Palu, Sigi, dan Donggala), Jumat (6/9/2019) di ruang pola BKKBN Sulteng.

Dia mengatakan, selain menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi, bencana Pasigala ikut melahirkan masalah-masalah baru, termasuk pernikahan dini, pelecehan anak dan perempuan di kalangan penyintas baik yang mendiami huntara maupun shelter.

“Pernikahan dini merusak generasi bangsa, jangan sampai membawa kita kena bencana lainnya yaitu bencana demografi,” kata Asisten mewakili Gubernur Longki Djanggola.

Terkait FGD, diharap asisten dapat menjaring alternatif solusi mencegah pernikahan dini dan penanganannya pada pasangan belia yang sudah terlanjur menikah.

Sementara itu, Direktur Ketahanan Remaja Pusat Eka Sulistia Ediningsih berharap agar kehadiran Pusat Informasi Konsultasi Remaja (PIKR) lebih dimaksimalkan untuk mengatasi masalah pernikahan dini, termasuk yang marak terjadi pascabencana.

Sebelumnya, Ketua Merial Institut drg Muh Arif Rasyid selaku narasumber mengatakan, hasil FGD akan jadi input yang disampaikan ke pokja kepemudaan di tingkat nasional.

Terlepas dari kasus pernikahan dini, dia juga menambahkan, Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Sulteng dalam beberapa tahun terakhir terus menurun.

Bahkan di 2018, Sulteng menempati rangking 4 dari bawah, sehingga jadi konsennya untuk diperbaiki.

“Kalau ini naik, ini akan meningkatkan rerata IPP Indonesia,” katanya. CAL

Komentar