SultengTerkini.Com, JAKARTA– Sebanyak 109 rombongan mahasiswa dan dosen dari Universitas Gunadarma serta 22 warga Indonesia (WNI) lainnya dilaporkan terjebak di Uzbekistan akibat pemberlakuan penutupan perbatasan dan pembatalan penerbangan untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
Mereka datang ke negara itu dengan tujuan untuk kuliah lapangan dalam bidang studi arsitektur di Ibu Kota Tashkent, Kota Bukhara dan Kota Samarkand.
“Kami dari program studi arsitektur Universitas Gunadarma. Sedang kuliah lapangan arsitektur di kota Tashkent, Samarkand dan Bukhara,” kata Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, Raziq Hasan, kepada CNNIndonesia.com melalui WhatsApp, Kamis (19/3).
Raziq mengatakan dia turut dalam rombongan tersebut.
“Menghadiri International Conference di Samarkand Institute of Economic and Services. Sedang di Bukhara kegiatan public lecture di Buxoro University,” ujar Raziq.
Raziq mengatakan rombongan tersebut berangkat pada 11 Maret dan rencananya kembali ke tanah air pada Rabu (18/3) kemarin. Namun, akibat pemberlakuan lockdown, maka seluruh penerbangan dari dan menuju Uzbekistan dihentikan sementara.
“Kami diminta menunggu sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. KBRI juga tidak bisa memberikan kepastian kapan bisa pulang,” ujar Raziq.
Raziq mengatakan rombongan Universitas Gunadarma tersebut berada di hotel di Tashkent.
“Sudah ke KBRI, tapi KBRI tidak bisa memberi kepastian kapan bisa pulang. Kami tentu berat dari sisi cost (biaya),” ujar Raziq.
Biro Hubungan Luar Negeri Universitas Gunadarma, Dr. Made Wiryana, mengatakan pihak kampus sampai saat ini terus memantau kondisi dan perkembangan rombongan mereka yang terjebak di Uzbekistan.
“Karena ini urusannya sudah antarnegara, maka kami menyerahkannya kepada pihak Kementerian Luar Negeri dan KBRI di Tashkent,” kata Made.
“Kami tetap rutin memantau kondisi mereka, berkomunikasi sehari tiga kali. Segala kebutuhan untuk dosen dan mahasiswa akan dicukupkan,” lanjut Made.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tashkent mengedarkan surat imbauan bagi rombongan Universitas Gunadarma dan 22 warga Indonesia lainnya yang terjebak di Ibu Kota Tashkent pada hari ini.
Mereka menyatakan Duta Besar RI di Tashkent sudah menghubungi Perdana Menteri Uzbekistan, Abdulla Nigmatovich Aripov, untuk meminta bantuan terkait permasalahan ini.
“KBRI Tashkent sedang menunggu keputusan pemerintah Uzbekistan untuk pemulangannya,” demikian isi surat pernyataan tersebut.
Di dalam surat itu disebutkan Uzbekistan memutuskan menerapkan lockdown pada Senin (16/3) lalu. Sebab sehari sebelumnya dilaporkan ada satu kasus positif virus corona.
Sampai hari ini terdapat 23 kasus positif virus corona di Uzbekistan.
(sumber: cnnindonesia.com)