Komda Alkhairaat Tengahi Sengketa Tanah

SUASANA mediasi yang dipimpin Ketua Komda Alkhairaat Tojo Una-Una, Mahmud Lahay, Jumat (14/8/2020). FOTO: MOH SAFA’AD/SULTENGTERKINI.COM

SultengTerkini.Com, AMPANA– Komisariat Daerah (Komda) Alkhairaat Kabupaten Tojo Una-Una (Touna) menengahi sengketa penebangan 78 pohon kelapa yang diklaim milik Pemerintah Kelurahan Uentanaga Atas dan Wakaf milik Alkhairaat.

Sengketa lahan tersebut berbuntut hingga adanya laporan polisi yang dilaporkan oleh salah satu warga Kelurahan Uentanga Atas, Kecamatan Ratolindo, yang merasa keberatan atas ditebangnya pohon kelapa yang diklaim wakaf milik Alkhairaat oleh pemerintah kelurahan setempat.

Mediasi pun dilakukan di kantor Kecamatan Ampana Kota, pada Jumat (14/8/2020) yang dihadiri Ketua Komda Alkhairaat Touna, Mahmud Lahay didampingi Bidang Wakaf Komda Alkhairaat Husen M Abubakar, Ketua PD Himpunan Pemuda Alkhairaat Touna, Moh Safa’ad, dan Camat Ratolindo, serta menghadirkan kedua belah pihak yang bersengketa.

Dalam rapat mediasi tersebut Ketua Komda Alkhairaat Touna, Mahmud Lahay mengaku tidak menyangka kasus ini sampai harus mendatangkan kunjungan Ketua Umum PB Alkhairaat.

Padahal dirinya mengira kasus ini sudah selesai dimediasi di kantor camat.

“Saya malu saudara-saudara, kalau di negara ini pimpinan tertinggi adalah presiden, maka di Alkhairaat ada ketua Umum PB Alkhairaat, masa masalah ini sampai harus PB Alkhairaat yang turun tangan,” ujar Ketua DPRD Touna itu.

Jika kedua belah pihak saling mengklaim tanah bandes dan wakaf kata dia, maka masalah ini tidak akan selesai.

“Olehnya hari ini kita akan carikan solusinya terlepas dari tindakan penebangan yang dilakukan,” katanya.

Dia mengajak untuk duduk bersama, kelompok yang mengklaim bahwa itu tanah bandes secara administrasi juga tidak bisa dibuktikan.

Demikian pula kelompok yang mengklaim bahwa itu tanah wakaf juga sama, dan semua hadir telah memberikan kesaksian berbeda-beda.

“Bapak ibu pihak ahli waris, hari ini saya selaku Ketua Komda Alkhairaat meminta keikhlasan bapak ibu, daripada kita saling mengklaim, saya meminta keikhlasan para ahli waris agar tanah dan kelapa ini kita sepakati saja menjadi wakaf Alkhairaat, sehingga proses administrasinya kita akan urus,” ujarnya kepada para ahli waris.

Mewakafkan tanah ini kata dia tidaklah sia-sia.

Hal ini kata dia, akan menjadi amal jariyah bagi almarhum, dan tentunya yang hari ini ribut dengan masalah ini hanya akan membebani almarhum sebagai pemilik tanah sah.

Mendengar pernyataan itu sontak dijawab oleh para ahli waris yang hadir, merekapun bersedia mewakafkan tanah dan kelapa tersebut menjadi wakaf Alkhairaat.

Mahmud Lahay menambahkan, jika memang semua pihak sudah menyepakati dan mengikhlaskan ini menjadi tanah wakaf, maka pada hari ini tanah tersebut telah menjadi milik Alkhairaat dan administrasinya akan segera diurus.

“Saya bersyukur atas keikhlasan para ahli waris yang telah mengikhlaskan tanah dan kelapa ini menjadi wakaf Alkhairaat,” tuturnya.

Namun kata dia, terkait dengan masalah laporan atas penebangan pohon kelapa yang berada di dalam lahan, ini masalah terpisah.

“Kita akan bicarakan ini setelah kedudukan tanah ini sudah diketahui secara pasti,” tuturnya.

Proses mediasi pun berlangsung aman dan terlihat kedua belah pihak saling berjabat tangan. SAF