SultengTerkini. Com, PALU– Spa dan panti pijat merupakan jenis usaha yang cara melakukan kegiatannya itu termasuk rawan dan rentan terhadap penyebaran atau penularan Covid-19 karena terjadi kontak langsung dengan pelanggan.
Hal itu ditegaskan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sulteng, Nurhalis M Lauselang saat ditemui SultengTerkini.Com.
Menurutnya, spa dan panti pijat memang patut untuk dilirik pengawasannya dan termasuk area yang agak terabaikan dalam pemantauan.
“Kalau restoran dan hotel itu betul-betul kita amati, tapi apa yang terjadi di spa itu, di ruang-ruang yang tertutup, perlu mendapat perhatian,” katanya.
Pihaknya menyerahkan kepada Dinas Pariwisata di tingkat kabupaten dan kota untuk memastikan apakah proses yang terjadi dalam pelaksanaan usaha spa itu masih memiliki risiko yang tinggi terhadap penyebaran atau mereka sudah menerapkan protokol kesehatan yang bisa meminimalkan penyebaran Virus Corona.
“Ini yang perlu dipastikan dengan cara harus dikunjungi langsung,” ujar Nurhalis.
Dia melihat panti pijat di Kota Palu ini banyak yang buka di tengah pandemi Covid-19.
“Apakah mereka menerapkan protokol kesehatan yang bisa meminimalkan penyebaran virus, ini musti dicek langsung karena kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam,” tegasnya.
Untuk diketahui, konfirmasi positif Covid-19 di Sulteng hingga Jumat kemarin sebanyak 787 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 512 orang telah dinyatakan sembuh oleh tim medis.
Sementara jumlah korban meninggal dunia hingga saat ini sebanyak 31 orang.
Adapun pasien Corona di Sulteng yang masih dalam perawatan yakni sebanyak 244 orang, rinciannya 84 orang di Kota Palu, 35 di Kabupaten Sigi, lima di Donggala, 53 di Banggai, sembilan di Tolitoli, dan 14 di Morowali. CAL