PALU– Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid secara simbolis membuka Workshop Pra Kongres Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di sebuah restoran pada Senin (11/10/2021).
Workshop yang diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu bersama Islamic Relief Nederland ini mengangkat tema “Hidup di Atas Patahan” dan dihadiri sejumlah pihak seperti unsur forum koordinasi pimpinan daerah, jajaran pimpinan OPD terkait, sejumlah jurnalis, dan pihak terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Walikota Hadianto menyambut baik dibentuknya forum tersebut mengingat Palu sebagai kota indah yang berada di ruang lima dimensi terletak di atas lempengan Sesar Palu Koro.
“Lempengan sesar ini yang teraktif di dunia. Ini sudah menjadi kajian lama bahwa potensi kebencanaan di Kota Palu sangat tinggi dan kita dibuktikan dengan terjadinya bencana di tahun 2018 silam,” ujarnya.
Dia menyatakan, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah butuh semua pihak untuk bersama-sama membangun Kota Palu yang tangguh terhadap bencana.
“Olehnya pembentukan FPRB sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Pemerintah Kota (pemkot) Palu katanya sangat membuka diri dalam penguatan forum tersebut. Apalagi berkaitan dengan regulasi apa yang harus didorong dengan skema jelas sesuai kondisi potensi kebencanaan di Kota Palu.
Menurutnya, Pemkot Palu juga telah menyiapkan langkah-langkah dalam mengurangi risiko kebencanaan, salah satunya adalah menyiapkan pembangunan kota baru atau kota satelit.
“Alhamdulillah Menteri ATR/BPN RI secara lisan sudah menyampaikan persetujuannya untuk pembangunan kota baru. Dari luas lahan 479 hektare yang dibutuhkan, 300 hektare insyaAllah sudah siap. Kota baru ini sangat dibutuhkan yang diharapkan menjadi kota cadangan dan kota yang siap menghadapi bencana,” ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan, tahun 2022 kedepan, Pemerintah Kota Palu juga sudah siap membangun ruang terbuka hijau untuk persiapan evakuasi. “Semua upaya kita lakukan sebagai langkah mempersiapkan diri,” tuturnya. CAL
Komentar