Solusi Rumah Idaman, BTN Hadir dengan Digitalisasi Ekosistem Pembiayaan

-Utama-
oleh

SOLUSI rumah idaman, patut disematkan kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, atau akrab disebut BTN. Tentunya, merujuk pada konsistensi dan komitmen BTN dalam melayani pembiayaan sektor perumahan di Tanah Air.

OLEH : M. RAIN DALING *)

Menilik sejarah, BTN adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan.

Cikal bakal BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia pada tahun 1897, pada masa pemerintah Belanda. Namun, pada 1 April 1942, Postparbank diambil alih pemerintah Jepang dan diganti namanya menjadi Tyokin Kyoku.

Setelah kemerdekaan diproklamasikan, maka Tyokin Kyoku diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Namanya pun diganti menjadi Kantor Tabungan Pos RI. Usai dikukuhkan, Bank Tabungan Pos RI ini sebagai satu-satunya lembaga tabungan di Indonesia.

Pada 9 Februari 1950, pemerintah mengganti namanya dengan nama Bank Tabungan Pos. Inilah cikal bakal hari lahir BTN, yang kini genap berusia 72 tahun pada 9 Februari 2022.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1963 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963, maka resmi nama Bank Tabungan Pos, diganti menjadi Bank Tabungan Negara (BTN).

Dalam periode ini, posisi BTN telah berkembang dari sebuah unit menjadi induk yang berdiri sendiri. Dalam perjalanan lebih setengah abad, BTN tetap berkomitmen menjadi pendamping pemerintah menyalurkan pembiayaan perumahan layak huni bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.

Komitmen tersebut sebagai perwujudan dari penugasan Pemerintah kepada BTN sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan untuk rakyat pada 29 Januari 1974, melalui Surat Menteri Keuangan RI No B-49/MK/I/1974.

Selanjutnya, BTN mulai melaksanakan penugasan tersebut, dengan meluncurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk pertama kalinya pada 10 Desember 1976, yang kemudian diperingati sebagai Hari KPR bagi BTN.

Kala itu, BTN untuk pertama kalinya menyalurkan kredit perumahan kepada sembilan debitur di daerah Tanah Mas, Semarang, Jawa Tengah.

Waktu demi waktu, akhirnya terus mengantarkan BTN sebagai satu-satunya bank yang berkonsentrasi penuh dalam pengembangan bisnis perumahan di Indonesia melalui dukungan KPR.

Sejak saat itu, KPR BTN telah mengucurkan pembiayaan senilai Rp 352 triliun, dan mewujudkan rumah impian dan layak huni kepada lebih dari 5 juta keluarga di Indonesia.

Besarnya kucuran pembiayaan KPR BTN tersebut, direalisasikan sebanyak 76 persen ke segmen KPR subsidi, dan sisanya mengucur ke segmen KPR non-subsidi.

Berkat pencapaian tersebut, BTN menjadi kontributor utama pada program sejuta rumah pemerintah dengan kontribusi rata-rata 60 persen per tahun, baik untuk pembiayaan kepemilikan maupun kredit konstruksi bagi pengembang atau developer.

BTN juga diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk menyalurkan dana agar mempermudah dan memperluas akses pembiayaan perumahan bagi masyarakat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Tidak terasa, usia KPR telah menginjak angka 45 tahun sejak diluncurkannya. Tentunya, sebagai perseroan, BTN terus senantiasa menghadirkan program serta produk yang inovatif untuk membantu masyarakat, dan seluruh  pemangku kepentingan disektor properti.

Menurut Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo, inovasi terus berkembang sesuai dinamika perkembangan kebutuhan dan kebiasaan masyarakat, di era digitalisasi serta tren di sektor properti.

“Karenanya, di usia KPR yang ke-45 tahun, BTN siap menerapkan digitalisasi ekosistem pembiayaan perumahan,” kata Haru, dalam keterangannya, Ahad (12/12/2021).

Dalam perjalanannya, BTN menghadirkan beragam program dan produk yang tidak hanya untuk KPR subsidi, melainkan juga KPR non-subsidi, serta kredit konstruksi yang mendukung perumahan.

Program KPR atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) selalu disesuaikan dengan segmen masyarakat, misalnya KPR “Gaess for Millenial”.

Tidak terhenti sampai disitu, program KPR BTN juga dibuat sedemikian rupa sesuai dengan peruntukan, misalnya ke TNI Angkatan Darat, peserta BP Jamsostek dan lain sebagainya.

HUT ke 45 KPR, ujar Haru, menjadi momentum mewujudkan komitmen dalam mengoptimalkan digitalisasi, seiring dengan peran strategis BTN sebagai enabler yang memberikan pembiayaan sisi suplai melalui kredit konstruksi kepada developer maupun sisi demand (tuntutan) dengan memberikan KPR kepada masyarakat.

DIGITALISASI EKOSISTEM PEMBIAYAAN PERUMAHAN

Diketahui bersama, saat ini perbankan terus bertransformasi digital di seluruh lini bisnis, termasuk KPR BTN.

Sebagai wadah pembiayaan perumahan untuk rakyat, Bank BTN tengah fokus menerapkan digitalisasi ekosistem pembiayaan perumahan atau Digital Mortgage Ecosystem. Hal ini sejalan dengan pulihnya perekonomian nasional dari dampak pandemi Covid-19.

Diharapkan, melalui digitalisasi, dapat mempercepat proses penyaluran KPR, dan memberi kemudahan bagi masyarakat yang ingin punya rumah idaman.

“Dalam ekosistem perumahan nasional, BTN menciptakan layanan one stop shopping perumahan di era digital,” ungkap Haru.

Dia pun menjelaskan, ‘One Stop Shopping’ adalah tersedianya layanan digital, mulai dari pencarian rumah, pembelian rumah, pembiayaan rumah, pembangunan atau renovasi, penyewaan, hingga penjualan dan dukungan pembayaran utilitas di perumahan.

Hal tersebut tentunya untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mempunyai rumah idaman keluarga. Selain itu, sebagai perwujudan dari visi Bank BTN menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada 2025.

Diketahui, digital mortgage ecosystem, yang dikembangkan Bank BTN telah dimulai sejak 2015. Kala itu, Bank BTN, merilis portal www.btnproperti.co.id. Kemudian, peluncuran website dan aplikasi www.rumahmurahbtn.co.id, untuk penjualan rumah lelang.

Platform btnproperti untuk penyediaan rumah baru dan rumahmurahbtn untuk penyediaan rumah seken.

Hingga akhir 2021, pengembang yang bergabung dengan platform Btnproperti telah mencapai 3.159 dengan 4.326 proyek dan menawarkan lebih dari 10.000 listing properti.

Platform ini juga mencatatkan 5,53 juta pengunjung dan memiliki 1 juta pengguna. Kredit yang telah disalurkan melalui platform ini mencapai Rp 756 miliar.

Sedangkan platform rumahmurahbtn, mencatatkan pengunjung 766.000 pada 2021, dan mlayani 30.000 pelanggan (costumer). Sedangkan, jumlah rumah seken yang terjual dari platform ini, mencapai Rp180,7 miliar pada 2021.

Dari sisi layanan penjualan, BTN telah mengembangan fitur baru khusus developer pada platform btnproperti. Melalui layanan ini, BTN membantu pengembang dalam mengembangkan proyek perumahan, melakukan manajemen stok dan memantau kemajuan pemberian KPR kepada calon pembelinya.

Untuk layanan living, BTN telah memiliki layanan mobile banking yang akan membantu transaksi pembayaran. Bahkan, fitur teranyar adalah BTN Smart Residence, yang diluncurkan pada 2021.

Dengan aplikasi Smart Residence, nasabah bisa melakukan pembayaran tagihan, iuran pengelolaan lingkungan, dan menjadi sarana komunikasi bersama antara pemilik dan pengelola properti.

Aplikasi ini bertujuan mempermudah hubungan antara penghuni degan pengelola dalam proses pembayaran tagihan, iuran, pertukaran informasi, hingga dengan keluhan atau pengaduan.

Dalam laporannya, sejak 10 Desember 2021, tercatat sebanyak 1.500 pengguna aplikasi tersebut.

Ada juga fitur terbaru dalam Graduated Payment Mortgage (GPM), yakni KPR Gaess for Millenial. Fitur yang diluncurkan pada Kamis (28/10/2021) itu, untuk mendorong kalangan muda tertarik memiliki rumah idaman.

Fitur GPM, merupakan salah satu solusi untuk milenial dalam mendapatkan pembayaran angsuran di beberapa tahun pertama yang lebih ringan dengan perhitungan suku bunga kredit yang lebih kompetitif.

Fitur GPM yang disematkan dalam KPR BTN Gaess for Millenials sangat tepat dimanfaatkan oleh para milenial yang memiliki perencanaan keuangan matang.

Adapun syaratnya, calon debitur punya penghasilan tetap, telah bekerja minimal 1 tahun, dan berusia 21 – 35 tahun.

Wakil Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengatakan, fitur GPM merupakan salah satu solusi untuk milenial dalam mendapatkan pembayaran angsuran di beberapa tahun pertama yang lebih ringan dengan perhitungan suku bunga kredit yang lebih kompetitif.

Fitur ini, mampu menjawab kebutuhan para milenial dalam membeli hunian dan keringanan dalam membayar angsuran sesuai dengan perencanaan finansial.

Nixon, menjelaskan bahwa keunggulan utama fitur, diantaranya suku bunga promo lebih rendah dan diperhitungkan secara berjenjang, yakni sebesar 4,75 persen selama 2 tahun pertama pinjaman.

Tentunya, lebih rendah ketimbang KPR biasa yang menggunakan skema fix and cap (bunga naik 1 persen tiap tahun selama 3 tahun pertama).

“Besar angsuran GPM lebih rendah dibanding angsuran KPR reguler pada awal masa kredit,” ucapnya.

Setelah itu, pembayaran angsuran akan meningkat secara stabil sesuai dengan asumsi kenaikan penghasilan calon debitur setiap tahunnya.

“Dengan  fitur ini para milenial masih memiliki  kelonggaran finansial untuk membeli kebutuhan rumah lainnya seperti furniture, kitchen set atau kebutuhan lain yang saat itu mendesak,” kata Nixon.

Hal tersebut juga diyakinkan oleh Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN, Hirwandi Gafar. Ia mengatakan, dengan fitur GPM, milenials dapat membayar cicilan yang lebih terjangkau.

“Misalkan jika milenials membeli rumah seharga Rp500 juta dengan uang muka 5 persen, maka angsuran awal dengan fitur GPM, hanya perlu mencicil Rp2,8 juta per bulan. Sementara tanpa fitur GPM cicilannya akan mencapai sekitar Rp 3,1 juta,” ucapnya

Dengan adanya fitur anyar pada KPR BTN Gaess For Millenial, Hirwandi, optimistis Bank BTN dapat mengejar pertumbuhan KPR Non Subsidi.

Adapun realisasi KPR BTN Gaess For Millenial sejak tahun 2019 sampai dengan September 2021 telah mencapai Rp15,2 triliun.

Berdasarkan catatan BTN, perseroan telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 270,27 triliun per 30 September 2021 atau naik 6,03 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 254,91 triliun.

KPR subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BTN dengan kenaikan sebesar 11,74 persen (yoy) menjadi Rp 129,98 triliun pada 30 September 2021.

Kenaikan penyaluran KPR subsidi tersebut membuat BTN masih mendominasi pangsa sebesar 86 persen. Sedangkan, KPR non-subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 2,11 persen (yoy) menjadi Rp 81,88 triliun per 30 September 2021.

HUNIAN BAGI MBR

Selain digitalisasi, BTN juga mendukung Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) guna  mempercepat penyediaan hunian layak huni bagi sekitar 9,1 juta masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia yang diantaranya memiliki penghasilan di bawah Rp 4 juta.

Sasaran program Tapera tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seluruh lapisan MBR, termasuk yang berpenghasilan di bawah Rp 4 juta.

Direktur Utama BTN, Haru Koesmarhargyo mengatakan kelompok MBR dengan penghasilan di bawah Rp 4 juta tersebut mendominasi porsi backlog akibat meningkatnya jumlah permintaan atas rumah dari para wong cilik tersebut setiap tahun.

Sementara kapasitas penyediaan perumahan untuk segmen MBR belum dapat memenuhi kebutuhan mereka.

“BTN sudah dipastikan siap untuk mendukung program Tapera tersebut. Dengan infrastruktur, jaringan ke mitra pengembang, dan pengalaman BTN dalam pembiayaan perumahan khususnya untuk subsidi bagi MBR, sampai dengan saat ini BTN berkomitmen penuh mendukung program rumah nasional. Termasuk dalam hal ini mendukung  Tapera dalam menyediakan hunian berkualitas, terutama bagi MBR dengan penghasilan di bawah Rp 4 juta,” jelas Haru, beberapa waktu lalu.

Melalui skema KPR, BTN menargetkan hunian yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

“Target kami adalah dapat memberikan hunian yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia sesuai dengan Program Satu Juta Rumah milik pemerintah,” ujar Haru.

Sementara itu, Direktur Consumer and Commercial Bank BTN, Hirwandi Gafar menuturkan, untuk dapat menyediakan perumahan bagi kelompok MBR tersebut, diperlukan upaya yang komprehensif. Beberapa upaya tersebut meliputi ketersediaan lahan dan bangunan yang efisien namun berkualitas.

Hirwandi menambahkan, diperlukan juga prasarana dan sarana umum yang memadai, serta insentif untuk pembiayaan konstruksi untuk menyediakan rumah bagi para MBR.

“Dengan berbagai langkah komprehensif tersebut, kami meyakini akan semakin banyak MBR yang dapat memiliki hunian berkualitas,” kata Hirwandi.

BTN terus melakukan berbagai inovasi di segmen KPR subsidi yang menyasar MBR. Bank spesialis pembiayaan perumahan tersebut memiliki produk KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) dengan bantuan uang muka hingga Rp 40 juta.

Kemudian, BTN juga menawarkan produk KPR subsidi dengan bunga 5 persen fix rate atau tetap hingga 20 tahun.

Perseroan juga memiliki produk KPR BTN Mikro yang menyasar para pekerja informal mulai dari tukang bakso, tukang cukur rambut, hingga tukang ojek online dan para pekerja lain yang memiliki penghasilan tidak tetap.

Selain itu, BTN telah mencatatkan penyaluran KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP mencapai 13.192 unit per Januari 2022 atau tumbuh 504,34 persen ketimbang capaian pada periode yang sama pada tahun 2021.

Dari 13.192 unit, sebanyak 11.117 unit merupakan KPR Sejahtera konvensional. KPR FLPP terbesar berada di Jawa, disusul wilayan Sumatera, Sulawesi, dan Maluku.

Saat ini kata Haru, seluruh bank berkompetisi memenangkan pasar KPR Sejahtera. Karenanya, BTN dengan pengalaman yang panjang memberikan kualitas pelayanan kredit lebih baik dan cepat.

“Pengalaman yang panjang dengan memberikan kualitas pelayanan lebih baik dan cepat menjadi nilai tambah,” ucapnya dalam rilis, Rabu (2/2/2022).

Dia mengatakan, perseroan menerapkan strategi all out, dan tidak segan melakukan upaya ‘jemput bola’ untuk memperlancar proses penyaluran KPR Sejahtera.

Dirut BTN itu juga menyampaikan bahwa pihaknya terus mencari pasar potensial untuk penyaluran KPR Sejahtera FLPP maupun KPR subsidi yang lain.

“Baru-baru ini, kami bekerjasama dengan BP Tapera dan komunitas pekerja informal seperti pedagang pasar, nelayan, dan lain sebagainya untuk mengkaji program pembiayaan perumahan yang tepat bagi mereka,” jelas Haru.

Sejauh ini, BTN berupaya memperluas pembiayaan perumahan, khususnya KPR subsidi kepada pekerja informal. Salah satunya, dengan tukang cukur yang terhimpun dalam Persaudaraan Pangkas Rambut Garut (PPRG) hingga mitra pengemudi ojek online.

Dengan pelbagai program dan produk, BTN menapaki tahun 2022 dengan penuh kepercayaan dan optimisme tinggi bisa mewujudkan visi dan misinya sebagai “The Best Mortgage Bank in South East Asia 2025”.

Optimisme bank yang sebelumnya bernama Postpaarbank itu menguat dengan pencapaian kinerja sepanjang tahun 2021 positif di tengah pandemi Covid-19. ***

*) Penulis adalah Wakil Pemimpin Redaksi SultengTerkini.id. Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Jurnalistik BTN, dengan tema: KPR Pasti BTN

Komentar