PALU– Pihak Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) menggelar Stakeholder Meeting di sebuah hotel Jalan Basuki Rahmat, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Kamis (28/7/2022).
Kegiatan itu dibuka oleh Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulteng, Chwarismy Shindy dan dihadiri sejumlah akademisi Universitas Tadulako, pegiat literasi, perwakilan Bank Indonesia, Telkom serta perwakilan organisasi perangkat daerah lingkup pemerintah provinsi.
Dalam sambutannya, Chwarismy Shindy menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada pihak Perpusnas RI atas terselenggaranya kegiatan itu yang merupakan bagian dari program prioritas nasional.
Tujuannya kata dia, untuk memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul melalui peningkatan kemampuan literasi mewujudkan Indonesia maju.
Dia mengatakan, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan budaya baca masyarakat melalui tugas dan fungsinya sebagai institusi pengelola karya tulis, karya cetak dan atau karya rekam secara profesional guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka.
Menurutnya, Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
Olehnya melalui kegiatan itu dia berharap dapat melahirkan suatu gagasan dan rumusan yang nantinya menjadi bahan acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah melalui program dan kegiatan transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Sementara itu, Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI, Yoyo Yahyono menuturkan, kegiatan bersama stakeholder terkait di Palu masih terkait dengan program TPBIS.
Yoyo mengatakan, kegiatan bersama para stakeholder terkait itu untuk mengajak memperkuat program TPBIS ini.
“Karena stakeholder itu penting bagi kami. Karena tidak mungkin perpustakaan bergerak sendiri dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengajak para stakeholder ini agar perpustakaan punya nilai dan manfaat yang penting bagi masyarakat.
“Jadi bukan hanya sekadar mengolah buku, menunggu orang datang untuk membaca, tetapi bagaimana supaya koleksi bacaan di perpustakaan itu bisa benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Menurutnya, program TPBIS ini merupakan implementasi dari manajemen pengetahuan, bagaimana para pustakawan dapat mentransfer pengetahuan di perpustakaan benar-benar kepada masyarakat.
“Kita (pustakawan) harus hadir di tengah masyarakat dan tidak boleh duduk manis dalam mendorong masyarakat mampu berdaya secara ekonomi,” tuturnya.
Kegiatan yang juga dihadiri Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, Muhammad Idham Khalid itu ditutup oleh Yoyo Yahyono mewakili Kepala Perpusnas RI. CAL
Komentar