Poltekkes Kemenkes Palu Wisuda 390 Mahasiswa

-Utama-
oleh

PALU– Sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan adalah investasi sekaligus aset potensial untuk membangun Sulawesi Tengah (Sulteng).

Karena itu, Gubernur Rusdy Mastura melalui Staf Ahli Bidang SDM, Pengembangan Kawasan dan Wilayah Farida Lamarauna mengapresiasi kinerja Poltekkes Kemenkes Palu selaku institusi penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan di wilayahnya.

“Sehingga dihasilkan SDM tenaga kesehatan yang handal dan integratif untuk membangun daerah dan masyarakat Sulawesi Tengah,” kata Staf Ahli dalam acara wisuda ke 25 Poltekkes Kemenkes Palu di sebuah hotel Jalan Basuki Rahmat, Senin (12/9/2022).

Menurut laporan Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Nasrul, pada tahun ajaran 2021/2022, institusinya meluluskan 390 wisudawan jenjang D3, S1 dan profesi Ners.

Dengan spesialisasi lulusan ilmu gizi, kebidanan, keperawatan dan kesehatan lingkungan.

Jumlah lulusan kata direktur adalah akumulasi dari empat lokasi kampus Poltekkes Kemenkes di Sulteng yakni Kota Palu, Kabupaten Poso, Banggai, dan Tolitoli.

Kepada 390 wisudawan Poltekkes Kemenkes, Gubernur Rusdy melalui staf ahlinya meminta kolaborasi pentahelix dalam mengentaskan masalah-masalah kronis kesehatan, seperti stunting dan kematian bayi serta kematian ibu melahirkan.

“Saya menunggu sentuhan tangan-tangan handal dan pikiran-pikiran cerdas dari saudara-saudari lulusan untuk mengabdi dan berkarya di masyarakat,” harap Staf Ahli Farida meneruskan harapan gubernur.

Sebelumnya, Dirjen Tenaga Kesehatan, drg Arianti Anaya mengatakan, pelaksanaan wisuda Poltekkes Kemenkes Palu merupakan manifestasi dari enam pilar transformasi sistem kesehatan nasional, spesifiknya yakni SDM kesehatan.

Dia mengatakan, ada tiga gap yang menonjol seputar SDM kesehatan.

“Pertama, jumlah tenaga kesehatan belum cukup, lalu distribusinya belum merata dan ditambah lagi kualitas tenaga kesehatan masih banyak yang belum memenuhi standar internasional,” urainya.

Karena itu, dia berharap lulusan membantu pemerintah dalam menangani gap tersebut, terlebih ke institusi pendidikan kesehatan dimintanya melakukan pembenahan-pembenahan supaya pendidikan ter-link and match dengan pelayanan di masyarakat.

“Saya harap 390 (lulusan) ini tidak berkumpul di kota tapi harus merata, mengisi daerah-daerah yang kosong,” tuturnya supaya lulusan Poltekkes menyebar ke daerah-daerah yang kekurangan tenaga kesehatan sesuai spesialisasi ilmunya. LAH

Komentar