PARIMO– Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulawesi Tengah melakukan evaluasi program percepatan penanganan tengkes di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) melalui audit kasus stunting.
“Audit stunting bertujuan mengidentifikasi risiko dan penyebabnya pada kelompok sasaran, sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana penanganan,” kata Kepala BKKBN Sulteng, Tenny Calvenny Soriton pada kegiatan evaluasi audit kasus stunting di Parigi, Kamis (20/10/2022).
Dia memaparkan, dari hasil audit dilakukan pihaknya di dua kecamatan lokus yakni kecamatan Tomini dan Tinombo bahwa sejumlah faktor mempengaruhi tengkes diantaranya pernikahan dini cukup tinggi, kemudian sulitnya akses jangkauan fasilitas kesehatan khususnya warga yang tinggal di daerah terpencil.
Oleh karena itu, menjadi tugas bersama memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dampak negatif dari pernikahan dini.
“Dinas Kesehatan setempat perlu mengoptimalkan layanan kesehatan di wilayah tersebut, dalam artian pro aktif mendatangi warga dengan melakukan pemeriksaan kesehatan, pemantauan gizi balita dan ibu hamil,” ujar Tenny.
Dia menjelaskan, dalam urusan stunting, BKKBN ditunjuk oleh Presiden RI Joko Widodo sebagai koordinator pelaksana di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Berdasarkan arahan Presiden, selanjutnya BKKBN membangun kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat provinsi, kabupaten/kota melakukan intervensi berbagai program percepatan penanganan tengkes.
“Sejauh ini kami telah membangun komunikasi dan koordinasi dengan Pemda di 13 kabupaten/kota melalui program yang realistis,” tutur Tenny.
Parigi Moutong secara konsisten telah melakukan langkah-langkah strategis dalam menekan pertumbuhan prevalensi tengkes.
Menurut data pemerintah setempat, prevalensi tengkes di kabupaten itu tahun 2022 berada di angka 29 persen, dan diupayakan pada tahun 2023 diupayakan turun di angka 26 persen dengan menggunakan pendekatan aksi konvergensi.
“Intervensi kami lakukan melalui peningkatan indeks pembangunan keluarga (iBangga) melalui indikator ketentraman, kemandirian dan kebahagiaan keluarga,” kata Tenny. ANT
Komentar