PALU– Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah meminta kepada penceramah/dai di provinsi itu agar menyampaikan materi dakwah yang disesuaikan dengan kebutuhan milenial atau generasi muda saat ini.
“Dakwah di era milenial saat ini tentu membutuhkan strategi yang dapat menyentuh langsung komponen milenial,” ucap Ketua MUI Kota Palu, KH Zainal Abidin, di Palu, Selasa (29/11/2022), pada kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi penceramah Agama Islam yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag Sulteng.
Zainal Abidin yang juga Ketua FKUB Sulteng menyatakan efektivitas dakwah di era milenial sangat tergantung dari strategi yang digunakan.
Menurut dia, hal pertama harus diperhatikan adalah karakteristik milenial meliputi apa kecenderungan milenial, cara berpikir, cara hidup mereka, serta hal-hal apa saja yang membentuk dan mempengaruhi pemahaman keagamaan mereka.
“Salah satu ciri utama milenial ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital,” ungkap Rais Syuriah PBNU ini.
“Oleh karena itu, generasi milenial ciri-ciri kreatif, informatif, mempunyai target dan produktif. Dengan demikian, milenial lebih suka membaca informasi lewat teknologi informasi,” sebutnya.
Di samping itu, mereka memiliki akun media sosial untuk membangun jejaring komunikasi.
Oleh karena itu, kata dia, generasi ini lebih menyukai isu – isu aktual. Dengan demikian, materi dakwah dari dai/penceramah harus merespons isu-isu aktual dalam kehidupan sehari-hari.
“Materi dakwah yang disampaikan harus realistis dan rasional,” ujarnya.
Dia menambahkan para dai harus mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan sebagai salah satu media dakwah kepada milenial.
Kanwil Kemenag Sulteng meningkatkan kompetensi 50 penceramah/dai muda melalui kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi dai berlangsung selama tiga hari mulai 28-30 November 2022, yang dalam implementasinya melibatkan MUI Palu. ARA
Komentar