PALU– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) meminta kepada Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Sulteng agar ikut berperan dalam mencegah kasus stunting pada anak/balita.
“Terkhusus terciptanya sinergitas dengan pemerintah kabupaten dalam rangka menurunkan prevalensi kematian ibu dan bayi serta pencegahan stunting,” kata Gubernur Sulteng Rusdy Mastura dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, Komang Adi Sujendra, di Palu, Ahad (20/3/2023).
Komang Adi Sujendra mewakili Gubernur Sulteng menghadiri sekaligus membacakan sambutan pada Pelantikan Pengurus POGI Provinsi Sulteng Peridoe 2022-2025, yang diketuai oleh dokter Amirudin Rauf.
Dalam sambutannya, gubernur meminta kepada POGI provinsi agar segera melakukan konsolidasi untuk membentuk POGI di tingkat kabupaten dan kota se-Sulteng.
Menurutnya, konsolidasi pengurus hingga tingkat kabupaten/kota menjadi hal penting, demi mengoptimalkan peran POGI dalam membantu pemerintah terkait pencegahan kematian ibu dan bayi, serta pencegahan stunting.
“Oleh karena itu, organisasi ini diharapkan tidak hanya terbentuk di tingkat provinsi saja, akan tetapi meluas hingga ke semua kabupaten di Sulteng,” kata dia.
Dia menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh, di mana tinggi badan anak dalam tumbuh kembang tidak sesuai dengan usianya.
Berdasarkan data Pemprov Sulteng bahwa pada tahun 2021 angka stunting cukup tinggi, yaitu 29,70 persen, berada di atas angka nasional sebesar 24,40 persen.
Di samping itu, dia juga meminta agar POGI ikut dalam pemerataan penyebaran dokter-dokter spesialis obstetri dan ginekologi, atau lebih dikenal masyarakat dengan dokter kandungan.
Ketua POGI Provinsi Sulteng, Amirudin Rauf meminta pengurus yang merupakan dokter spesialis agar bekerjasama memberi pelayanan terbaik termasuk dalam pencegahan kematian ibu dan bayi serta stunting.
“Kita juga diberi tanggungjawab untuk menurunkan kematian ibu dan bayi serta stunting menuju generasi emas Indonesia 2045,” tegasnya. ARA
Komentar