SIGI– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah, menjamin kemudahan bagi para investor yang ingin berinvestasi mengembangkan sumber daya alam dengan mengedepankan konsep investasi hijau atau investasi lestari.
“Kami mengajak para pelaku bisnis dan investasi, mitra pembangunan, untuk saling bahu membahu dalam membuktikan bahwa visi ekonomi lestari yang menjaga alam dan menyejahterakan itu mungkin diwujudkan,” kata Bupati Sigi, Mohamad Irwan, di Sigi, Jumat (23/6/2023).
Pemkab Sigi menjadi tuan rumah penyelenggaraan Festival Lestari yang dilaksanakan mulai 23-25 Juni 2023.
Lewat Festival Lestari, Pemkab Sigi mengampanyekan model investasi hijau atau investasi lestari.
Di dalam Festival Lestari tersebut terdapat Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam yang merupakan forum bisnis dan investasi pertama di Indonesia yang mengangkat secara serius pendekatan ekonomi lestari dan keterkaitan rantai pasok dengan usaha melindungi keanekaragaman hayati bumi Indonesia.
Forum tersebut diikuti 500 lebih peserta dari dalam dan luar negeri, termasuk di dalamnya 20 investor nasional tertarik untuk berinvestasi dengan konsep investasi hijau.
Investasi lestari adalah investasi berkelanjutan atau investasi dengan pertimbangan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) yang baik.
Dimana investor tidak lagi sekadar mengharapkan tingkat pengembalian finansial saja, melainkan juga dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Konsep investasi lestari atau hijau saat ini menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah, mengingat dampaknya kepada lingkungan, aspek keberlanjutan, penyerapan tenaga kerjanya, dan aspek ramah lingkungannya yang memberikan manfaat.
Dalam konteks Indonesia, konsep keberlanjutan juga dipahami sebagai konsep ‘lestari’, yang melibatkan berbagai upaya untuk mewujudkan suatu kondisi yang berimbang dan baik antara dimensi ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Menurut bupati, Kabupaten Sigi yang memiliki alam sehat, maka model pembangunan yang mendorong hilirisasi basis alam membuat daerah tidak perlu bergantung pada sektor yang ‘rakus lahan’ dan bisa menghasilkan produk dan jasa bernilai tambah tinggi. Komoditas yang tumbuh baik di alam yang terjaga dengan bantuan petani dan pekebun yang bertanggungjawab seperti kakao, vanili, kelor, kemiri dan kelapa tidak hanya bisa dijual dalam bentuk komoditas tapi juga produk turunan.
Dari aspek pariwisata, Sigi memiliki salah satu spot paralayang terbaik di Asia, yaitu di Puncak Paralayang Wayu.
Sigi juga memiliki Danau Lindu yang merupakan bagian Cagar Biosfer Lore Lindu yang memiliki daya tarik khusus untuk para wisatawan, peneliti, dan penikmat keindahan alam.
“Dengan potensi sumber daya alam yang kami miliki, kami siap bersinergi dengan investor untuk berinvestasi dengan konsep pelestarian lingkungan,” katanya. ARA
Komentar