JAKARTA– Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan sampai saat ini proses divestasi PT Vale Indonesia Tbk masih mandek di negosiasi harga saham. Menurutnya, potensi penciutan atau relinquish lahan tambang bisa saja diimplementasikan bila Vale tak kunjung memberikan harga yang terjangkau bagi pemerintah.
“Ya potensi itu bisa aja, karena barang, barang punya Indonesia kok, barang kan udah selesai tapi kita harus jaga investor. Kalau investor win-win ya bisa kita lakukan, tapi kalau tidak win-win ya kita lakukan dengan cara yang baik,” beber Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/11/2024).
Bahlil menyatakan sampai saat ini meski sudah ada perjanjian resmi untuk divestasi 14% untuk saham Vale, namun negosiasi harganya masih alot.
“Angkanya belum saya lihat pasti, ada di kementerian BUMN. Tinggal di situ ya masalah yang besarnya tinggal itu yang lain minor-minor aja,” pungkas Bahlil.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan pesan tegas kepada pemegang saham PT Vale Indonesia Tbk untuk memberikan harga divestasi saham semurah-murahnya. Meski sudah ada kesepakatan divestasi saham Vale 14% ke holding tambang BUMN MIND ID, namun harganya sampai saat ini masih dinegosiasi.
“Kan kita masih negosiasi. Ya kita maunya negosiasi harga semurah-murahnya,” tegas Erick ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023).
Nah apabila Vale enggan memberikan harga yang murah, Erick mengancam akan melakukan relinquish atau penciutan lahan tambang Vale Indonesia.
(sumber: detik.com)
Komentar