PALU– Potensi zakat Sulawesi Tengah (Sulteng) diestimasi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mencapai Rp1,96 triliun per tahun atau nyaris menyamai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulteng tahun 2023 senilai Rp2 triliun.
Karenanya, Gubernur Rusdy Mastura melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Fahruddin mendorong aparatur sipil negara (ASN) untuk menjadi teladan umat Islam dalam berzakat.
“Sehingga zakat bukan lagi sebagai kewajiban tapi sebagai gaya hidup umat Islam yang dilaksanakan untuk meraih rida Allah SWT,” ajaknya ke ASN pada Sosialisasi Penguatan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Gedung Pogombo, Jumat (12/7/2024).
Kegiatan mengundang sekretaris dinas/badan dan bendahara gaji pada perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi Sulteng.
Pemerintah daerah kata asisten, telah memberikan ruang kepada ASN untuk mengeluarkan zakatnya lewat UPZ pada tiap perangkat daerah.
Zakat yang telah terkumpul akan disetor ke Baznas untuk disalurkan lagi kepada para penerima.
“InsyaAllah apa yang kita titipkan kepada Baznas ini amanah,” ujarnya seraya mengapresiasi kegiatan guna meningkatkan kinerja UPZ di perangkat daerah.
Sementara itu, Ketua Baznas Sulteng, Dahlia Syuaib mengatakan, dengan kegiatan ini dapat diketahui kendala-kendala apa yang membuat beberapa UPZ perangkat daerah tidak optimal dalam pengumpulan zakat.
Ketidakoptimalan ini kata dia, berdampak terhadap pengumpulan zakat dari ASN Sulteng yang masih jauh dari harapan.
“Zakat dari ASN baru tiga miliar rupiah per tahun, padahal di daerah lain (dengan) jumlah yang sama bisa terkumpul per bulan,” ujarnya.
Senada dengan asisten, dia pun berharap kesadaran berzakat di kalangan ASN terus meningkat karena zakat dapat menjadi pendamping APBD dalam mengentaskan masalah-masalah kemiskinan, stunting, bencana alam dan lainnya.
“Zakat diamanatkan agama dan undang-undang untuk mengentaskan kemiskinan,” pungkasnya. CAL
Komentar