Hingga Juli 2024, KPP Palu Catat 15 Kecelakaan Pelayaran Terjadi di Sulteng

-Kota Palu, Utama-
oleh

PALU– Pihak Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) atau Basarnas Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) melaksanakan simulasi evakuasi kecelakaan KM Niaga Sari di Perairan Teluk Palu pada Rabu (7/8/2024) siang.

Kronologisnya, KM Niaga Sari berangkat dari Pelabuhan Taipa menuju Balikpapan, Kalimantan Timur dengan muatan barang campuran, dan penumpang 12 orang.

KM milik Febrianto tersebut mengalami overheat hingga menyebabkan terjadinya kebakaran di ruang mesin kapal.

Anak buah kapal atau ABK dalam kecelakaan tersebut berusaha melakukan pemadaman, namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil baik dan api makin membesar serta menyebar ke ruangan lain.

Kecelakaan tersebut memaksa Kapten KM Niaga Sari, Afrizal (45) melaporkan kejadian itu ke SROP Palu demi mendapatkan bantuan setelah melihat kondisi api yang kian membesar dan tidak bisa lagi dikendalikan.

Dengan cepat, setelah menerima laporan itu, SROP Palu segera membentuk tim dan melakukan briefing.

Setelah briefing dilakukan, evakuasi langsung dilaksanakan oleh tim yang telah terbentuk.

Korban kecelakaan kapal berhasil terindentifikasi yakni sebanyak 12 orang pria masing-masing bernama Afrizal (45) sebagai nakhoda, Verly (45), Ahmad (41), Wulin (34), Said (26), Bayu (27), Sandi (22), Bahar (28), Andi (33), Cukman (27), Yudi (28), dan Aldo (22).

Upaya penyelamatan berlangsung lancar dan berhasil mengevakuasi 10 korban dengan luka bakar, patah kaki, hipotermia, dan luka ringan.

Sedangkan dua korban lainnya diketahui tenggelam ke dasar laut. Kedua korban ini berhasil dievakuasi oleh tim penyelam dalam kondisi tak bernyawa.

Menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Palu, Andrias Hendrik Johannes menyampaikan, simulasi evakuasi kecelakaan kapal yang digelar di Teluk Palu sebagai bagian dari rangkaian penyusunan rencana kontingensi kecelakaan kapal.

“Kami mengumpulkan seluruh potensi SAR yang ada di Kota Palu untuk melaksanakan kegiatan operasi SAR sesuai dengan rencana kontingensi yang sudah kami buat bersama,” ujarnya.

Selama simulasi, dia menekankan pentingnya koordinasi dan kerjasama antar tim SAR.

Latihan evakuasi tersebut menurut pengakuan Andrias Hendrik bukan hanya sekali, namun dilakukan berulang kali guna meningkatkan kesigapan Basarnas dan tim gabungan evakuasi lainnya.

“Kalaupun ada kekurangan-kekurangan, itu tadi kita sampaikan pada saat briefing. Kami meminta masukan dari tim SAR gabungan untuk menambah masukan kepada kami, agar dapat ditambahkan dalam renkon tersebut sehingga pelaksanaan operasi SAR ini berjalan dengan baik seperti yang kita harapkan,” jelasnya.

KEPALA Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Palu, Andrias Hendrik Johannes saat diwawancara sejumlah jurnalis usai simulasi penanganan korban kecelakaan pelayaran di Perairan Teluk Palu pada Rabu (7/8/2024) siang. FOTO: ICHAL/SULTENGTERKINI.ID

Pada kesempatan yang sama, Andrias Hendrik Johannes juga mengungkapkan jumlah kecelakaan pelayaran atau kapal yang terjadi di Sulteng mengalami peningkatan di tahun 2023.

Wilayah perairan Kabupaten Banggai menjadi lokasi dengan jumlah kecelakaan kapal tertinggi yaitu 15 kejadian.

Sementara itu, di Teluk Palu, meskipun ada insiden, jumlahnya tidak sebanyak di Banggai.

“Total keseluruhan kecelakaan kapal di tahun 2023 28 kejadian. Ditambah dengan kecelakaan lainnya seperti kondisi membahayakan manusia, bencana alam, kecelakaan pesawat dan penanganan khusus, totalnya mencapai 57 kejadian,” katanya usai kegiatan simulasi evakuasi kecelakaan kapal di Teluk Palu.

Sementara itu, hingga Juli 2024, jumlah kasus kecelakaan yang sudah ditangani pihak Kantor Pencarian dan Pertolongan mencapai 24 kejadian, dengan 15 diantaranya kecelakaan pelayaran di berbagai perairan Sulteng.

Kemudian pada Januari 2024 terjadi tiga kejadian kecelakaan kapal, dengan korban lima orang selamat dievakuasi.

Pihak Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu juga mencatat terjadi satu kejadian bencana alam banjir yang menewaskan seorang korban dan membuat empat desa terdampak.

Meskipun diakui jumlah personel terbatas yakni hanya 85 petugas yang terbagi di pos-pos SAR dan unit siaga SAR, namun operasi penyelamatan tetap berjalan aman dan lancar.

Dia juga mengakui bahwa peralatan yang dimiliki pihak Basarnas Palu saat ini sangat terbatas.

Meski demikian, pihak SAR tetap berusaha memaksimalkan penggunaan peralatan yang ada untuk penanganan insiden kecelakaan di wilayah Sulteng. RIL

Komentar