Dukung Gerakan Ekonomi Hijau, BI Sulteng Hadirkan Pakar Ekonomi dari Amerika

-Ekonomi, Utama-
oleh

PALU- Sebagai bentuk dukungan terhadap isu perubahan iklim serta keberlanjutan ekonomi hijau di Sulawesi Tengah (Sulteng), Bank Indonesia Perwakilan Sulteng menghadirkan pakar ekonomi asal Amerika, Profesor Wing Thye Woo.

Woo- sapaan akrabnya, menjadi pembicara utama dalam International Public Lecture dengan tema Starting Green Transition in Central Sulawesi  to Entrench Economics Dynamism, Social progress and Environmental Suistainability di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako, Kamis (3/10/2024).

Kegiatan ini menghadirkan Deputy Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulteng, Angsoka Paundralingga, sejumlah kepala dinas Provinsi Sulteng, para pejabat utama Universitas Tadulako serta ratusan mahasiswa.

Angsoka Paundralingga mengaku bersyukur bisa menghadirkan Profesor Woo ke Kota Palu.

Menurut Angsoka, Profesor Woo adalah orang yang telah banyak membantu ekonomi Indonesia melalui pemikiran-pemikirannya. Ilmu ekonomi yang dituangkan Profesor Woo dalam bukunya telah menjadi rujukan sejumlah menteri di Indonesia termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani.

“Profesor Woo adalah guru saya. Jadi saya bersyukur sekali bisa menghadirkan beliau saat ini,” tutur Angsoka membuka kegiatan.

Sementara itu, Profesor Woo mengatakan, era digital saat ini memberi kesejahteraan bagi penduduk dunia. Namun, penggunaan energi berbahan bakar fosil menghasilkan emisi yang membahayakan dunia.

Belum lagi, dunia saat ini mengalami dua perang yakni perang panas akibat perubahan iklim dan perang dingin 2.0 antara Amerika, Rusia dan China.

Woo mencontohkan, perang panas akibat dampak perubahan iklim sangat dirasakan oleh penduduk Italia dan Yunani. Dua negara ini mengalami cuaca yang lebih panas yang belum pernah terjadi di negara itu.

Di California Amerika Serikat, kebakaran akibat suhu panas terjadi lebih banyak dari sebelumnya.

Belum lagi perang panas antara Rusia dan Ukraina serta Israel dengan beberapa negara tetangganya.

Sementara perang dingin bisa dlihat di Laut China Selatan dimana Amerika dan China saling berebut pulau.

“Bahaya kita bukan dari luar, tapi dari satu sama lain,” ujar Woo.

Untuk itu, Woo mengajak Universitas Tadulako untuk berkolaborasi agar persoalan dunia ini bisa diselesaikan secara bersama-sama.

Saat ini, lanjut Woo, dirinya aktif mengkampanyekan ekonomi hijau, mengurangi dampak perubahan iklim dan menjaga keanekaragaman hayati.

Sebagai informasi, ekonomi hijau adalah konsep ekonomi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat serta peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Dalam ekonomi hijau, ada pembatasan penggunaan sumber daya alam yang bisa menghasilkan emisi dan polusi. GUS

Komentar