128 Negara Menolak, 9 Menerima Yerusalem Ibukota Israel

SultengTerkini.Com, AMERIKA SERIKAT– Majelis Umum PBB telah melakukan voting terkait situasi politik di Yerusalem pasca pernyataan kontroversial Amerika Serikat yang menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Voting yang dilangsungkan pada Kamis (21/12/2017) itu dimenangkan oleh negara-negara yang tidak setuju dengan sikap Amerika Serikat.

Tercatat ada 128 negara yang menentang pernyataan sepihak Amerika Serikat, termasuk Indonesia.

Hanya ada sembilan negara yang mendukung Amerika Serikat. Sedangkan 35 negara lainnya abstain.

Sembilan negara yang mendukung Trump antara lain adalah; Guatemala, Honduras, Israel, Marshall Islands, Micronesia, Nauru, Palau, Togo dan Amerika Serikat sendiri.

Beberapa di antara 35 negara yang abstain antara lain adalah; Argentina, Australia, Filipina, Hungaria, Kanada, Kroasia, Latvia, Meksiko, Republik Ceko, Rumania dan Rwanda.

Selain suara yang menolak, mendukung dan abstain, sebetulnya masih ada 21 negara yang memutuskan untuk tidak memberikan suaranya.

Dari 21 negara tersebut, salah satu anggota Dewan Keamanan PBB, Ukraina berada dalam salah satunya.

SIKAP AS

Menanggapi soal hasil voting, Amerika Serikat memberikan sikap tegas kepada negara-negara yang tidak mendukung keputusannya.

“Amerika Serikat akan ingat hari ini,” kata Duta Besar AS Nikki Haley kepada majelis tersebut.

Amerika Serikat juga bersikukuh pada keputusannya dan menempatkan kedutaannya di Yerusalem.

“Amerika akan menempatkan kedutaan kita di Yerusalem,” kata Haley.

“Tidak ada suara di PBB yang akan membuat perbedaan dalam hal itu.”

“Tapi suara ini akan membuat perbedaan bagaimana orang Amerika melihat PBB dan bagaimana kita memandang negara-negara yang tidak menghormati kita di PBB,” katanya.

“Ketika kami memberikan kontribusi yang murah hati kepada PBB, kami juga memiliki harapan yang sah bahwa niat baik kami diakui dan dihormati.”

Sehari sebelum sidang digelar, Amerika Serikat mengancam akan melakukan sanksi ekonomi kepada negara-negara anggota PBB yang bersuara berseberangan dengannya.  (sumber: tribunnews.com)

Komentar