PALU– Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura meresmikan penamaan Masjid Raya Baitul Khairaat, yang sebelumnya dikenal sebagai Masjid Agung Darussalam, di Jalan WR Supratman, Kota Palu pada Jumat (7/2/2025).
Dalam sambutannya, Gubernur Rusdy Mastura menyampaikan ini adalah identitas yang mempertegas keberadaan mesjid raya sebagai ikon religiusitas di Sulteng.
“Ini juga menjadi pengingat kita semua bahwa masjid ini bukan hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga dapat menjadi simbol persatuan dan kebersamaan umat Islam, serta berperan sebgai pusat kegiatan keislaman, yang menampung berbagai kegiatan keagaman mulai dari ibadah, pendidikan muamalah dan dakwah, serta informasi keislaman, pembinaan umat secara komprehensif dan multi fungsi serta bermanfaat besar bagi masyarakat ,” katanya.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sulteng yang juga selaku panitia, Fahrudin Yambas, menyatakan, Masjid Raya Baitul Khairaat sebagai pusat peradaban mewujudkan kebaikan.
Baitul Khairaat adalah dua kata yang diambil dalam Al Quran, bermakna pusat kegiatan dan ibadah, rumah atau tempat melakukan aktivitas ibadah salat dan dakwah serta tempat penuh kemuliaan.
Dalam perspektif Islam dimaknai sebagai tempat untuk berteduh dan bertemu.
Usai peresmian penamaan masjid, gubernur dan rombongan meresmikan pembangunan Masjid An Nafi di kompleks kantor Bappeda Sulteng, Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Sulteng, Andi Rully Djanggola menyampaikan bahwa pembangunan Masjid Raya Baitul Khairaat mencapai 78 % dan ditargetkan selesai pada 30 April 2025.
Oleh karena itu kata dia, masjid ini belum dapat digunakan untuk Salat Tarawih pada Bulan Suci Ramadan tahun ini demi memastikan keamanan jemaah dan kelancaran proses pembangunan.
Peresmian nama Masjid Raya Baitul Khairaat ini diharapkan menjadi simbol kebangkitan spiritual dan kemakmuran bagi masyarakat Sulteng pascabencana. CAL
Komentar