SultengTerkini.Com, PALU– Massa aksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang turun ke jalan dalam rangka memperingati Hari Buruh atau May Day sempat diguyur hujan deras, Selasa (1/5/2018) siang.
Meski demikian, massa Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang menggelar aksinya di depan Kantor Gubernur Sulteng dan DPRD Sulteng Jalan Sam Ratulangi dan dikoordinir Zulkifli itu tetap semangat memperingati Hari Buruh.
Dalam selebaran pernyataan sikapnya, Zulkifli mengatakan, 1 Mei adalah Hari Buruh Sedunia merupakan satu peristiwa bersejarah dalam tradisi berjuang yang sengit terhadap kelas pengisap dan penindas.
Pihaknya menggelar aksi berdasarkan kondisi kongkrit rakyat Indonesia yang terus mengalami kemerosotan ekonomi, politik, dan budaya akibat dominasi dan belenggu imperialisme Amerika Serikat dan feodalisme melalui pemerintahan yang berkuasa saat ini.
Indonesia di bawah rezim Jokowi-Jusuf Kalla (JK) terus memfasilitasi kepentingan bisnis dari kapitalis monopoli internasional dalam paket kebijakan neo liberal yang merampas upah, tanah, dan kerja.
Menurutnya, rezim anti rakyat Jokowi-JK juga menjalankan kebijakan dari program reforma agraria dan perhutanan sosial palsunya yang merampas ruang hidup kaum tani di Indonesia melalui penetapan kawasan konservasi yang menyasar wilayah kelola masyarakat Indonesia, khususnya warga Sulawesi Tengah.
Oleh karena itu massa FPR Sulteng menyampaikan 14 tuntutannya diantaranya, hentikan program reforma agraria dan perhutanan sosial Jokowi-JK, tolak Taman Nasional Lore Lindu, Suaka Marga Satwa, Tanjung Santigi yang merampas tanah rakyat.
Selain itu, massa FPR Sulteng juga meminta pemerintah segera menurunkan pajak dan harga-harga kebutuhan pokok rakyat, kembalikan tanah warga Tanjung Luwuk serta ganti seluruh kerugian warga terdampak eksekusi lahan tersebut.
Setelah puas berorasi selama beberapa jam, massa aksi kemudian membubarkan diri dengan tertib di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian setempat. CAL
Komentar