SultengTerkini.Com, POSO– Menyikapi situasi aksi terorisme di Surabaya serta meningkatkan situasi Poso pada Bulan Suci Ramadan 1439 Hijriah, Kepolisian Polres Poso, Sulawesi Tengah bekerjasama dengan pemerintah kabupaten setempat menggelar rapat lintas sektoral di Ruang Pogombo kantor Bupati Poso, Selasa (15/5/2018).
Rapat lintas sektoral ini dihadiri Bupati Poso Darmin Sigilipu, Wakapolres Poso Kompol Gede Swara, Danyon 714/SM, para tokoh lintas agama, Ketua MUI Poso, Ketua FPI Poso, anggota intelijen TNI/Polri, para kapolsek, para camat dan jurnalis Poso.
Bupati Darmin mengatakan, jika kejadian di Surabaya bukan masalah agama hanya perbuatan oknum saja.
Saat ini wilayah Poso sudah dalam kondisi aman.
Menurut Darmin, saat ini sangat dibutuhkan kebersamaan antara berbagai pihak untuk membuat Poso ke arah lebih baik.
“Yang hadir disini untuk memberikan yang terbaik di daerah Poso. Pemda Poso fokus untuk membangun Poso. Kami merasa Poso cerminnya Kabupaten Poso. Kalau kota kita tidak bangun, tidak perbaiki, banyak yang tidak akan hadir di Poso, sehingga dalam kegiatan keagamaan, budaya dan adat istiadat siapapun yang mengundang dan apapun agama yang undang kami pasti hadir,” ujar Darmin.
Sementara itu, Wakapolres Poso Kompol Gede Swara menyampaikan, Polres Poso telah mempersiapkan pengamanan Bulan Suci Ramadan yang merupakan kegiatan agenda tahunan pihak kepolisian.
Pengamanan Bulan Suci Ramadan akan dilakukan lebih intensif. Polisi juga selama pelaksanaan Salat Tarawih, sahur hingga buka puasa akan menjaga keamanan dengan secara maksimal.
Polres Poso saat ini juga terlibat dalam pengamanan pelaksanaan pawai obor menyambut Bulan Suci Ramadan yang dilakukan oleh ribuan umat Islam Poso.
“Kewaspadaan kita semua merupakan mutlak untuk menjaga situasi agar tetap kondusif,” tegas Gede Swara.
Dalam rapat ini, sejumlah tokoh agama juga memberikan pernyataan sikap mengecam aksi terorisme yang terjadi di Surabaya dan menyampaikan belasungkawa kepada korban bom di Surabaya.
Selain itu mereka mendesak aparat keamanan dan membongkar jaringan terorisme di Indonesia.
Ketua Front Pembela Islam Poso, Sugianto Kaimudin berharap kejadian bom di Surabaya tidak terjadi di wilayahnya.
Menurut Sugianto, jika perintah agama Islam tidak ada anjuran untuk menghancurkan rumah ibadah, apalagi membunuh anak-anak dan perempuan. FAI
Komentar