SultengTerkini.Com, PALU– Sebanyak tujuh investor baru, masing-masing tiga perusahaan asing dan empat dalam negeri, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Direktur PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST) Mulhanan Tombolotutu, untuk membangun industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (16/5/2017).
Penandatanganan MoU itu berlangsung di Kantor PT BPST selaku badan pembangunan dan pengelola KEK Palu, di kawasan KEK, Kelurahan Pantoloan Palu disaksikan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola.
Menurut Gubernur Longki, acara ini semula hendak disaksikan Presiden Joko Widodo usai membuka Kongres XIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), namun batal karena Kepala Negara harus segera kembali ke Jakarta untuk menerima kunjungan Perdana Menteri Lithuania.
Tiga investor asing yang menandatangani MoU dengan BPST tersebut adalah PT STM Tunggal Jaya dan Tidfore Group dari Tiongkok, serta Korea Western Power dari Korea Selatan.
Sedangkan investor dalam negeri masing-masing PT Pelabuhan Indonesia IV, PT Wika Jabar Power, PT PP Energi dan PT Pertagas Niaga.
Kerjasama ini akan meliputi bidang industrial estate (land management dan project investmen), infrastruktur (air, listrik dan transportasi/distribusi), pelayanan kepelabuhanan, dan logistik.
“Nilai investasi setiap investor rata-rata mencapai 5 juta dolar AS atau sekitar Rp65 triliun,” kata Dirut PT BPST Mulhanan Tombolotutu.
Setelah penandatanganan MoU ini, kata Mulhanan, para investor segera menyiapkan studi legal, teknis, finansial dan komersial dalam skema-skema yang detail, aplikatif, diterima pasar (marketable) dan layak dibiayai perbankan (bankable) serta skedul kegiatan yang akurat.
Saat ini, PT BPS dan STM Tunggal Jaya, menunjuk Deloitte I & CP dan Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, untuk menyusun outline bisnis dan rencana bisnis di KEK Palu.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola menyambut gembira penandatanganan MoU para investor di KEK tersebut.
Ia berharap aktivitas investasi tersebut bisa segera direalisasikan di lapangan.
Ia juga menyebutkan, percepatan pembangunan KEK Palu, merupakan salah satu dari enam butir instruksi Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Terbatas antara sejumlah menteri dengan Gubernur Sulteng yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, beberapa pekan lalu.
“Saya menyampaikan permohonan maaf bapak Presiden karena tidak sempat mengunjungi KEK hari ini, sebab harus segera kembali ke Jakarta, tetapi beliau menitip pesan untuk mewakili beliau dalam acara ini dan melaporkan hasilnya kepada beliau,” ujar Longki.
Menurut Gubernur Longki, pertumbuhan ekonomi Sulteng merupakan yang tertinggi di Indonesia dewasa ini, karena dipengaruhi investasi di wilayah timur provinsi ini, khususnya di sektor pertambangan.
“Oleh karena itu perlu ada pusat investasi baru di wilayah barat Sulawesi Tengah agar pertumbuhan ekonomi bisa merata,” katanya.
Saat ini, perusahaan yang telah membangun pabrik di KEK Palu, yakni PT Asbuton Jaya Abadi industri aspal, nilai investasi lebih Rp100 miliar dengan tenaga kerja yang akan direkrut sebanyak 120 orang.
Kemudian PT Hongthai International untuk pengelolaan industri getah pinus, dengan nilai investasi sekitar Rp15 miliar, tenaga kerja sekitar 30 orang, dan PT Sofi Agro Industries, industri kelapa, nilai investasi US$.1.389.000 jumlah tenaga kerja 625 orang.
Selanjutnya PT Agro Sulteng, yang mengelola industri karet dengan nilai investasi Rp200 miliar dengan tenaga kerja sebanyak 100 orang, dan PT Artha Palu, yang mengelola industri minyak atsiri dengan nilai investasi sementara Rp50 miliar, dengan jumlah tenaga kerja 35 orang. */CAL
Komentar