SultengTerkini.Com, PALU– Puluhan jurnalis baik itu media cetak, elektronik maupun online di Kota Palu mengikuti kegiatan literasi media sebagai upaya pencegahan dan penangkalan radikalisme dan terorisme di masyarakat melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah (Sulteng) yang berlangsung di salah satu hotel di Palu, Kamis (2/11/2017).
Kegiatan yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme bekerjasama dengan FKPT Sulteng itu dihadiri sejumlah narasumber yakni Irfan Idris (BNPT), Jimmi Silalahi (Dewan Pers), Tasrif Siara (praktisi pers lokal), Willy Pramudya (Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen).
Dalam pemaparannya, Jimmi Silalahi dari Dewan Pers mengatakan, pemberantasan radikalisme dan terorisme itu bukan hanya tanggung jawab negara semata, melainkan memerlukan peran dari semua pihak.
Peran yang sangat penting untuk melakukan itu adalah media massa melalui para jurnalis.
“Kita harap jurnalis bisa bekerjasama dan sinergi agar paham terorisme tidak berkembang di masyarakat,” kata Jimmi Silalahi.
Sementara itu, Irfan Idris dari BNPT mengatakan, pemberantasan paham terorisme dilakukan dari hulu ke hilir melalui beberapa cara, salah satunya dengan soft approach dan hard approach.
Soft approach itu adalah pendekatan yang lunak, mengajak masyarakat dialog, psikologi, kekeluargaan, agama dan yang paling mendasar adalah pendekatan kewirausahaan.
Untuk pendekatan hard approach itu dilakukan dengan melibatkan aparat penegak hukum mulai dari Polri, kejaksaan, hakim dan didukung TNI dalam proses penegakan hukum secara profesional.
Kegiatan itu juga dihadiri Kepala Biro Pemerintahan Pemerintah Provinsi Sulteng mewakili Gubernur Longki Djanggola, serta perwakilan pelajar dan mahasiswa di Kota Palu. CAL
Komentar