Demo PLTU Mpanau, Massa Blokir Jalan Trans Sulawesi Delapan Jam

WAKIL Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said berulang kali memohon kepada massa agar membuka jalan Trans Sulawesi yang diblokade, Senin (22/1/2018). FOTO: RISAL

SultengTerkini.Com, PALU– Akses Jalan Trans Sulawesi di Kota Palu, Sulawesi Tengah macet total selama sekitar delapan jam gara-gara diblokir massa yang menggelar aksi unjukrasa di Kecamatan Tawaeli, Senin (22/1/2018).

Aksi demo disertai penutupan jalan itu mulai berlangsung dari pukul 09.00 hingga sore hari. Ribuan kendaraan dari dan akan menuju Kota Palu tertahan di jalan akibat demo tersebut.

Massa menutup jalan raya dengan menggunakan kayu dan batu-batu serta tak membiarkan kendaraan roda empat melintasi blokade tersebut.

Praktis, antrean kendaraan dari arah Kebun Kopi, Pantai Barat dan dari arah Kota Palu yang menghubungkan lima provinsi di Pulau Sulawesi itu macet total hingga belasan kilometer.

Tidak sedikit warga pengguna jalan mengaku sangat resah dan bahkan jengkel. Warga pengguna jalan menyesalkan tindakan aparat yang tidak bertindak tegas terkait penutupan jalan selama berjam-jam tersebut.

“Silahkan demo, tetapi tolong perhatikan juga kepentingan kami masyarakat luas menggunakan jalan ini. Aparat juga harus bertindak tegas,” kata Rahman, seorang pengguna jalan yang mengaku resah dengan penutupan jalan tersebut.

Aksi penutupan jalan oleh warga itu kemudian mengundang Pemerintah Kota Palu melalui Wakil Wali Kota Sigit Purnomo Said untuk turun tangan.

Di tengah massa, Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said berulang kali memohon kepada massa agar membuka jalan yang diblokade.

“Saya memohon kepada masyarakat, buka jalan. Kasihan warga (pengguna jalan), disitu ada anak kecil, ada bayi yang menunggu lama di kendaraan. Kita juga bertanggung jawab kalau ada apa-apa,” tegas orang kedua di Pemerintahan Kota Palu itu.

Namun keinginan Pasha-sapaan akrab Wakil Wali Kota Palu-, itu agar warga membuka jalan, tak digubris massa. Massa tetap bersikeras menutup jalan Trans Sulawesi.

Ratusan aparat kepolisian dibantu TNI dan polisi pamong praja yang terlihat menjaga jalannya aksi demo itu tak bisa berbuat apa-apa.

Untuk mencari solusinya, Pasha, Kapolres Palu AKBP Mujianto, Dandim 1306/Donggala Letkol Kav I Made Maha Yudhiksa dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Palu bersama sejumlah perwakilan massa kemudian mendatangi kantor Pusaka Jaya Palu Power (PJPP) selaku pengelola PLTU Mpanau.

Namun negosiasi yang berlangsung lebih dari satu jam itu tidak membuahkan hasil atau kesepakatan antara massa dan pihak PT PJPP.

Perwakilan massa pun bubar dan kemudian akhirnya membuka blokade jalan sekira pukul 17.00 Wita.

Massa berencana kembali turun ke jalan dan melakukan penutupan jalan pada Selasa (23/1/2018) besok sampai tuntutannya dipenuhi.

Dalam tuntutannya, massa meminta kepada pihak PT PJPP agar tidak membuang limbah bahan berbahaya dan beracun di lingkungan tempat tinggalnya karena itu sangat membahayakan keselamatan warga.

Sementara itu, puluhan aparat kepolisian bersenjata lengkap bersama sejumlah mobil water cannon tampak disiagakan di depan kantor PLTU Mpanau. HAL

Komentar