SultengTerkini.Com, PALU– Kontes Miss Waria yang akan berlangsung di Hotel Sutan Raja Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 25 Februari 2018 mendatang, akhirnya dibatalkan.
Kepastian pembatalan kegiatan yang menyita perhatian publik, khususnya umat Islam itu disampaikan Kapolres Palu AKBP Mujianto melalui Kepala Satuan Intel AKP Syahrul Alamsyah saat dihubungi SultengTerkini.Com per telepon genggamnya di Palu, Senin (5/2/2018) malam.
“Semua kegiatan yang menyertai Miss Waria itu dibatalkan, tidak jadi dilaksanakan karena panitia lokal tidak mau bertanggung jawab atas kegiatan tersebut. Agensi dari Jakarta (juga) sudah pulang,” kata mantan Kepala Satuan Intel Polres Morowali itu.
Syahrul mengatakan, pembatalan kegiatan kontes Miss Waria itu berdasarkan hasil kesepakatan pertemuan antara pihak panitia pelaksana dihadiri Zinal dan Amroni Kadir, pimpinan Hotel Sutan Raja dengan Forum Umat Islam (FUI) Sulteng dipimpin Ustaz Hartono di Mapolres Palu, Senin pagi tadi.
Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh pihak Polres Palu yang juga dihadiri Kepala Satuan Reserse Kriminal AKP Kristian Holmes Saragi itu kata Syahrul, panitia meyakinkan kepolisian dan FUI bahwa mereka tidak jadi menggelar kegiatan kontes Miss Waria di Palu.
Pihak panitia lokal mengaku awalnya hanya menerima tawaran dari agensi pusat untuk menyelenggarakan kegiatan kontes Top Model Valentine Party, Festival Lagu-lagu Dangdut dan lomba mewarnai di Palu.
Namun setelah melihat baliho dan spanduk yang disebar ke publik dan tercantum di dalamnya ada kontes Miss Waria, panitia lokal pun kaget dan mencoret kegiatan tersebut.
“Jadi dari hasil pertemuan disepakati semua kegiatan tadi itu, sekali lagi dibatalkan. Pihak Hotel Sutan Raja juga mengaku tidak akan memberikan tempat untuk kegiatan itu meski disewakan,” tutur orang pertama di Satuan Intel Polres Palu itu.
Ia pun menegaskan, pihaknya memang belum memproses atau mengeluarkan surat izin keramaian karena sebelumnya tidak ada surat pemberitahuan dari panitia pelaksana.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah organisasi massa (ormas) Islam yang mengatasnamakan dirinya Forum Umat Islam Kota Palu menolak rencana penyelenggaraan kontes Miss Waria 2018 di wilayahnya.
Penolakan itu dilakukan puluhan orang yang mewakili dari berbagai ormas Islam seperti Front Pembela Islam, Himpunan Pemuda Alkhairaat, dan lembaga remaja masjid itu dengan mendatangi Mapolres Palu, Kamis (1/2/2018) malam.
Kedatangan massa umat Islam ke Mapolres Palu itu dalam rangka menindaklanjuti hasil rapat bersama sejumlah ormas Islam di Masjid Alkhairaat Jalan SIS Aljufri Palu pada Kamis malam tadi menyikapi rencana pelaksanaan Miss Waria di salah satu hotel di Jalan Muhammad Hatta.
Menurut Juru Bicara Forum Umat Islam Kota Palu, Agus, tujuan kedatangannya ke Mapolres Palu untuk meminta klarifikasi dari pihak kepolisian mengenai izin keramaian pelaksanaan Miss Waria di salah satu hotel tersebut.
Pihaknya meminta kepada pihak Polres Palu agar tidak memberikan izin keramaian atas pelaksanaan kontes Miss Waria di wilayahnya.
“Kami menolak kegiatan Miss Waria dalam bentuk apapun. Jadi kami meminta kepada kepolisian untuk tidak memberikan izin kepada panitia menggelar kegiatan tersebut,” kata Juru Bicara Forum Umat Islam Kota Palu, Agus kepada sejumlah jurnalis usai pertemuan dengan pihak kepolisian di ruang Satuan Intelkam Polres Palu.
Kedatangan massa itu diterima oleh Kabag Ops AKP Sulardi, Kasat Intel AKP Syahrul Alamsyah, Kasat Reskrim AKP Kristian Holmes Saragi, Kasat Binmas AKP Widodo.
Dalam pertemuan itu, Kasat Syahrul Alamsyah berjanji memperhatikan aspirasi umat Islam yang menolak adanya Miss Waria.
Syahrul juga meminta kepada pihak panitia untuk tidak berani menggelar kontes tersebut tanpa mengantongi izin keramaian dari kepolisian.
“Saya juga minta agar menyerahkan masalah ini kepada kami untuk diselesaikan. Jangan ambil tindakan sendiri-sendiri,” imbau mantan Kasat Intel Polres Tojo Unauna itu.
Usai mendapat penjelasan dari kepolisian, puluhan massa itu kemudian membubarkan diri dengan aman dan tertib.
Sementara itu sebelumnya, pada Kamis sore, puluhan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palu juga turun ke jalan menolak keras kegiatan kontes Miss Waria di wilayahnya.
Aksi yang dipusatkan di Bundaran Hasanuddin itu mendapat perhatian dari para pengguna jalan. Sambil berorasi, sebagian massa juga membagi-bagikan selebaran berisi penolakan kontes Miss Waria ataupun kegiatan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Kota Palu khususnya dan Sulteng pada umumnya.
Menurut pendemo, kegiatan Miss Waria itu harus ditolak dan dibatalkan karena dapat merusak karakter anak bangsa, khususnya lagi bisa mengundang bencana alam dari Allah SWT. CAL
Komentar