SultengTerkini.Com, PALU– Masjid Jami Nurul Hasanah di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang rusak akibat gempa 28 September 2018 lalu akhirnya dimulai kembali pembangunannya, Rabu (13/2/2019).
Masjid yang berukuran 20×20 meter itu dimulai pembangunannya dengan ditandai peletakan batu pertama oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah didampingi Bupati Pidi, Bupati Bener Meriah, Wali Kota Sabang bersama Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulteng Mohammad Hidayat Lamakarate dan Asisten I Bidang Pemerintahan, Kesra Kota Palu yang mewakili Walikota Palu.
Sekprov Mohammad Hidayat Lamakarate yang mewakili Gubernur Sulteng Longki Djanggola dalam sambutannya mengatakan, atas nama pribadi, pemerintah dan masyarakat Sulawesi Tengah mengucapkan terima kasih atas kunjungan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh beserta rombongan di Bumi Tadulako Palu.
Ia mengatakan, warga Palu selalu terbuka dan senang hati menerima kunjungan saudara-saudaranya, baik yang datang dari Aceh maupun pulau-pulau lainnya di luar Sulawesi.
“Kita selaku generasi penerus harus terus memelihara silaturahmi dan membangun kerjasama antar kedua daerah, terutama dalam hal mitigasi bencana karena kita sama-sama pernah ditimpa bencana gempabumi dan juga fakta ilmiah bahwa kedua daerah masing-masing dilalui patahan aktif, Sesar Sumatera dan Sesar Palu Koro,” katanya.
Hal ini katanya, perlu menjadi perhatian kedua pemerintah daerah untuk selalu menyiagakan diri dan menyiasati potensi bencana dengan membangun Early Warning System serta memadukan langkah-langkah mitigasi guna menekan dampak kerusakan maupun jatuhnya korban jiwa dalam jumlah yang lebih besar.
Pada kesempatan itu, Sekprov Hidayat mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang mendalam atas kepedulian, kebaikan hati masyarakat Aceh yang semata-mata hanya mengharap rida Allah SWT demi membantu meringankan beban saudaranya di Sulawesi Tengah supaya bisa bangkit dan kembali beribadah dengan khusyuk di rumah Allah yang semestinya, melalui pembangunan kembali Masjid Jami Nurul Hasanah Aceh.
Ia meminta dalam membangun masjid ini tetap mengacu pada pedoman ketentuan tentang bagaimana mempersiapkan bangunan yang kokoh dan tahan terhadap gempa.
“Sebab bukan gempa yang kita takut, akan tetapi bangunannya, jangan sampai rubuh menimpa jemaah di dalamnya,” katanya.
Lebih penting lagi katanya, ketika masjid ini sudah berfungsi agar jemaah berlomba-lomba memakmurkannya, mengisi saf Salat Fardu agar jangan kosong melompong.
Ia juga mendorong masjid sebagai pusat pendidikan dan kajian Islami untuk mencetak umat yang bertakwa dan berakhlakul karimah, yang gilirannya sanggup membangun kembali daerah, memajukan bangsa dan memajukan umat Islam pada khususnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Sekprov Hidayat menyampaikan sebuah pantun “bangun rumah buat berlindung, besar kecil tidak mengapa, selagi sehat perbanyak amal, tegakkan salat, makmurkan masjid”. Pantun yang disampaikan Sekprov inipun disambut tepuk tangan dan senyuman dari para tamu undangan.
Sementara itu, Plt Gubernur Aceh dalam pidatonya saat peletakan batu pertama mengatakan, masjid yang akan dibangun ini sepenuhnya menggunakan dana yang dihimpun dari jajaran pemerintah dan masyarakat Aceh mencapai Rp 3,3 miliar.
Menurutnya, bangunan masjid ini nantinya menggunakan material beton pada bagian bawah dan secara dominan keseluruhan akan menggunakan material kayu.
Selanjutnya ia mengatakan, wilayah Sulawesi Tengah ini terletak di kawasan rawan bencana atau yang lebih dikenal dengan istilah ring of fire (cincin api).
“Meski demikian kita tidak perlu trauma dengan kondisi ini. Sebaliknya kita harus menyikapinya dengan cara bijaksana melalui peningkatan pengetahuan di bidang kebencanaan, memperluas wawasan kita tentang mitigasi bencana dengan demikian kita tahu cara-cara efektif dalam menyikapi bencana, menanggulanginya sehingga efek kerugian dari bencana tersebut dapat diminimalisir,” katanya.
Ia juga berharap, pembangunan masjid ini bisa selesai pada waktunya dan mudah-mudahan tidak memakan waktu terlalu lama agar segera bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sebelum menutup sambutannya, Plt Gubernur Aceh juga tak menyia-nyiakan kesempatan untuk membalas pantun yang disampaikan Sekprov Sulteng.
“Kalau ada sumur di ladang jangan malu untuk menumpang mandi, kalau ada umur kita panjang, insha Allah ke Kota Palu kita akan kembali,” katanya yang disambut tepuk tangan dari para undangan. CAL
Komentar