Sekprov Nyatakan Kondisi Ekonomi di Sulteng Pascagempa Mulai Membaik

WhatsApp Image 2019-02-19 at 10.04.23
DISKUSI Publik bertema “Strategi Pembangunan Ekonomi Sulteng Pasca Bencana” di salah satu warung kopi Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu, Senin (18/2/2019) malam. FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) Hidayat Lamakarate mengatakan, berdasarkan laporan dari Bank Indonesia, kondisi perekonomian di wilayahnya sudah mulai membaik pascagempa 28 September 2018 lalu.

“Artinya semua sektor-sektor yang berkaitan dengan masalah perekonomian ini sudah mulai tumbuh dan bergerak kembali,” kata Hidayat Lamakarate saat menjadi pembicara di Diskusi Publik bertema “Strategi Pembangunan Ekonomi Sulteng Pasca Bencana” di salah satu warung kopi Jalan Sam Ratulangi, Senin (18/2/2019) malam.

Hidayat mencontohkan, di sekitar kawasan tempat tinggal sudah banyak yang berjualan makanan dan minuman.

Toko dan kios yang sebelumnya tutup itu sudah mulai buka, pasar apalagi, termasuk swalayan. Hal itu menandakan geliat ekonomi di Sulteng, khususnya di Kota Palu sudah mulai tumbuh.

Ia menjelaskan, berdasarkan laporan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per tanggal 18 Februari 2019 disebutkan bahwa saat ini hunian sementara (huntara) yang sudah berhasil diselesaikan sebanyak 448 unit bagi warga pengungsi terdampak gempa Sulteng.

“448 unit ini jika dikalikan 12 berarti kan sudah ada sekian ribu bilik yang selesai untuk bisa segera digunakan oleh masyarakat,” katanya.

Sementara sisanya 699 unit huntara lagi akan diselesaikan dalam waktu sebulan atau paling lama pertengahan Maret 2019 mendatang.

“Kita harapkan segera selesai, sehingga bisa ditempati oleh masyarakat kurang lebih 8.634 kepala keluarga yang berhak mendapatkan huntara,” kata mantan Camat Palu Timur itu.

Ia mengatakan, pemerintah juga akan mengevaluasi kekurangan sebanyak 1.200 huntara, apakah tetap masih perlu dibangun atau cukup dengan 699 unit saja.

Namun di luar PUPR kata Hidayat, masih ada lembaga non pemerintah yang ikut berpartisipasi dalam membantu warga menyiapkan hunian bukan secara kolektif, tetapi mandiri di sekitar halaman rumah masing-masing.

Ada juga hunian di dalam sebuah kawasan, bukan kolektif, tetapi dibangun dalam bentuk satu-satu rumah untuk satu kepala keluarga.

“Itu sudah di angka kurang lebih 3.000 unit rumah kecil yang dibangun oleh lembaga-lembaga non pemerintah. Kami juga berterima kasih kepada lembaga-lembaga non pemerintah yang telah berpartisipasi dalam membantu masyarakat Sulawesi Tengah menyelesaikan persoalan huntara,” tuturnya.

WhatsApp Image 2019-02-19 at 10.07.04
FOTO: ICHAL

Selain huntara, Pemerintah Provinsi Sulteng saat ini juga fokus membangun hunian tetap (huntap) dengan langkah awal menyelesaikan lahan.

Menurutnya, huntap akan dibangun di beberapa tempat di Kota Palu misalnya di Duyu, Talise, Tondo dan Petobo.

Bahkan di Balaroa juga Wali Kota Palu Hidayat akan menyiapkan lahan huntap.

Sementara di Kabupaten Sigi, pembangunan huntap sudah ditetapkan di kawasan Desa Oloboju dan Pombewe, dimana lahannya sudah disiapkan oleh pemerintah setempat.

“Insha Allah dalam waktu yang tidak lama ada Yayasan Buddha Tzu Chi membantu kita membangun sebanyak 3.000 unit hunian tetap bagi masyarakat terdampak bencana yang rumahnya hilang,” tutur mantan Pelaksana Tugas Bupati Banggai Laut itu.

Ia mengatakan, Yayasan Buddha Tzu Chi ini betul-betul serius membantu, dimana mereka sudah datang membawa uang untuk biaya pembangunan ribuan huntap.

“Tetapi kita masih perlu menyelesaikan persoalan lahannya, insha Allah secepatnya akan selesai,” pungkasnya.

Selain Hidayat Lamakarate, acara diskusi yang digelar oleh LS-ADI itu juga menghadirkan Firman Lapide, seorang pengusaha muda sukses di Sulteng sebagai pembicara.

Dalam kesempatan itu, Firman Lapide, Pengusaha muda yang juga politisi Partai Gerindra Sulteng mengatakan, sebelum pasca bencana ia bersama rekan-rekan investor mendirikan pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang bernama PT Hongtai International dalam bidang pengolahan getah pinus.

“Di Sulawesi Tengah kaya dengan hasil hutannya, terutama pinus banyak terdapat di daerah Kulawi dan Napu,” kata Firman.

Ia juga mengaku dirinya salah satu pengusaha dan investor sepekan pasca bencana sudah melakukan aktivitas di Kawasan Ekonomi Khusus dan membuktikan Sulteng bangkit dengan kegiatan-kegiatan ekonominya.

Menurut Firman, hal ini semua adalah peran dari Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Sekprov Hidayat Lamakarate yang telah meyakinkannya sebagai investor untuk menanamkan modal di wilayahnya. CAL

Komentar