Anggota DPRD Minta Pemerintah Segera Perbaiki Pintu Irigasi Sumari Donggala

WhatsApp Image 2019-02-19 at 12.36.47
MUHAMMAD Masykur saat meninjau pintu irigasi Sumari di Desa Sumari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah yang rusak akibat gempa, 28 September 2018 lalu. FOTO: IST

SultengTerkini.Com, DONGGALA– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tengah, Muhammad Masykur mengingatkan Pemerintah Kabupaten Donggala terkait kerusakan pintu irigasi Sumari di Desa Sumari, Kecamatan Sindue akibat gempa, 28 September 2018 lalu.

Irigasi itu perlu segera diperbaiki. Pasalnya, hingga saat ini belum ada progres respon pemerintah setempat terhadap rusaknya sumber pengairan tersebut. “Sementara petani berharap perlu segera upaya perbaikan,” kata Masykur kepada media ini, Selasa (19/2/2019).

Menurutnya, seluas lebih dari 500 hektar areal persawahan belum bisa diolah. Tampak sebagian dari lokasi tersebut kini ditanami jagung dengan mengandalkan sumber air hujan. Namun resiko gagal panen menanti.

“Desakan petani memang sudah seharusnya direspon oleh pemerintah daerah. Tidak mungkin kondisi demikian dibuat berlama-lama. Menundanya sama dengan memperpanjang kesusahan petani,” katanya.

Sementara bagi Harun sebagai petani, ia berharap betul kalau ingin memperbaiki kondisi setelah perisitiwa bencana gempa, maka sumber penghidupan petani diutamakan.

“Masalah utama di sini irigasi rusak. Jika curah hujan tinggi pintu air irigasi jadi tertutup lumpur. Begitu juga sebaliknya, air tidak bisa mengalir masuk ke irigasi,” katanya.

Harun, satu dari ratusan kepala keluarga di Desa Sumari yang terdampak bencana. Bersama keluarga, kini berjuang bangkit dari bencana.

Bersama keluarga tinggal di hunian sementara yang ia bangun dari sisa-sisa bangunan rumah miliknya. Ceritanya, irigasi Sumari dibangun sejak tahun 1980-an.

Saat itu bangunannya masih sebatas bagaimana mengatur aliran air sungai masuk ke pintu irigasi. Karena kebutuhan perluasan areal persawahan,  pemerintah sudah beberapa kali melakukan perbaikan, terakhir tahun 2016.

“Namun sejak bencana gempa sampai saat ini setahu kami belum ada dinas terkait datang memeriksa lokasi. Padahal kadatangan mereka penting melihat langsung kondisi kerusakan pintu irigasi,” tutur Harun. CAL

Komentar