SultengTerkini.Com, PALU– Janji Pemerintah Pusat melalui Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) bahwa dana stimulan dan uang santunan duka bagi korban gempa di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 28 September 2018 lalu, akan dicairkan pada awal Februari 2019 ternyata belum jelas.
Pasalnya hingga memasuki pekan terakhir Februari 2019, dana stimulan dan santunan duka yang dijanjikan Wapres JK tak kunjung terealisasi.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengatakan, keterlambatan ini karena pihaknya masih harus mempersiapkan yang lebih baik.
Ia mengatakan, pihaknya tidak ingin nanti kesalahan dalam merancang rencana tata ruang wilayah menimbulkan masalah baru di kemudian hari.
Mengapa demikian? Karena menurutnya, pihaknya sudah banyak mendapatkan data dari para pakar atau ahli geologi.
Dimana kata Doni, di wilayah Kota Palu ini terdapat sejumlah daerah yang masih berpotensi akan terjadi kembali peristiwa sama di kemudian hari.
“Kapan? Ya, kita tidak tahu,” katanya kepada sejumlah jurnalis usai meninjau contoh hunian tetap di Kelurahan Tondo, Kota Palu, Senin (25/2/2019).
Doni mengatakan, jika melihat peristiwa gempa yang terjadi sebelumnya yaitu tahun 1927, kemudian 1968 dan baru terjadi lagi tahun 2018.
“Jadi (gempa terjadi) kelipatan 40-50 tahun akan datang. Jika tidak ditata dengan baik, maka kawasan patahan yang ada itu akan bergerak, sehingga akan timbul tsunami,” katanya.
Dengan adanya pemberian zona merah kata Doni, maka warga tidak boleh tinggal disana lagi dan harus direlokasi.
“Nah inilah yang membuat (dana stimulan) akhirnya agak terlambat,” tuturnya.
Ditanya soal kepastian waktu pencairan dana tersebut, orang pertama di BNPB itu tidak ingin berspekulasi.
“Dana stimulan nanti pastinya hari Kamis kami akan rapat lagi dengan Wakil Menteri Keuangan. Begitu dana stimulan ini bisa dicairkan dalam waktu sesegera mungkin, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) segera menyalurkannya ke masyarakat,” kata jenderal TNI berpangkat tiga bintang di pundaknya itu.
Menyinggung soal kapan hunian tetap mulai dibangun, Doni mengupayakan pembangunan hunian tetap di wilayah Kelurahan Tondo dan Duyu dimulai pada bulan depan.
“Untuk pembangunan hunian tetap oleh Yayasan Budha Tzu-Chi itu direncanakan pada 4 Maret 2019 akan dilakukan peletakan batu pertama,” tutur Doni.
Ia mengatakan, dari data awal Pemerintah Provinsi Sulteng, jumlah rumah yang mengalami kerusakan berat mencapai 30 ribuan unit, rusak sedang 26 ribuan unit, dan rusak ringan 40 ribuan unit, sehingga total rumah yang rusak sebanyak 100 ribuan unit.
Pihak Yayasan Budha Tzu-Chi sendiri akan membangun hunian tetap di Kelurahan Tondo tepatnya di belakang Kampus Universitas Tadulako Palu di atas lahan seluas sekitar 40 hektar.
Dengan luasan tanah yang diberikan oleh pemerintah setempat, tiap rumah itu seluas 150 meter persegi dengan bangunan 36 meter persegi atau tipe 36.
Pihak Yayasan Budha Tzu-Chi akan membangun hunian tetap di kawasan itu sebanyak 1.000 unit dengan tiap rumah dialokasikan dana sebesar Rp50 juta.
Turut mendampingi Kepala BNPB, Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Tiopan Aritonang, Sekretaris Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate, Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf Agus Sasmita, Wali Kota Palu Hidayat, instansi terkait, dan pengurus Yayasan Budha Tzu-Chi.
Sebelumnya diberitakan, Wapres JK menyatakan usulan dana stimulan dan uang santunan duka bagi korban gempa di Sulteng pada 28 September 2018 lalu, akan dicairkan pada awal Februari 2019.
Dana stimulan dan uang santunan duka yang diusulkan Pemerintah Provinsi Sulteng itu sebesar Rp 2,6 triliun.
Dana stimulan untuk rumah rusak berat sebesar Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, rusak ringan Rp 10 juta, serta santunan duka Rp 15 juta per jiwa.
Pernyataan Wapres JK itu disampaikan kepada sejumlah jurnalis usai memimpin Rapat Evaluasi Penanganan Bencana Sulteng, Kamis (31/1/2019) di kantor gubernur Sulteng. CAL
Komentar